Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berkaca kepada Nyonya: Cara Sederhana Ibu Rumah Tangga Dukung Net-Zero Emissions

21 Oktober 2021   07:40 Diperbarui: 21 Oktober 2021   07:41 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepanjang emisi tak terlepas ke atmosfer keadaannya masih dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis. Karena itu, ahli teknologi, termasuk Bill Gates dalam buku How to Avoid a Climate Disaster, menyarankan dunia membuat alat penangkap emisi.

Sejauh ini dunia menyepakati cara menangkap emisi alamiah ialah dengan mencegah deforestasi, menanam lebih banyak pohon, mencegah degradasi lahan, dan tak merusak ekosistem laut serta perairan. Semua itu sejalan dengan apa yang selalu dilakukan majikan saya di Taiwan, bukan?

Cara sederhana ibu rumah tangga mendukung Net-Zero Emissions

Berkaca pada apa yang dilakukan majikan, sebagai ibu rumah tangga, bukan berarti saya tidak bisa ikut berperan dalam mencapai nol-bersih emisi ini. Ada banyak kegiatan keseharian saya yang baik langsung maupun tidak, sudah berperan serta dalam mengurangi emisi.

Diantaranya menjadi contoh untuk anak supaya tidak membuang sampah ke sungai sehingga tidak merusak ekosistem laut serta perairan, memilah sampah sesuai peruntukannya, selalu menyiapkan botol minum anak, menggunakan tas belanja sendiri demi mengurangi sampah plastik, membiasakan anak untuk hemat listrik dan hemat air, memilih jalan kaki atau bersepeda, serta menanamkan rasa peduli terhadap alam dan menjaga kelestariannya.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Sebelum pandemi kami rutin melakukan pendakian. Mengenalkan alam secara langsung sekaligus mengajak anak belajar menanam pohon. Saat pandemi dan kegiatan banyak dibatasi, kegiatan menanam pohon kami lakukan di kebun sendiri.

Sambil berkelakar saya bilang ke anak, dengan rajin menanam bibit pohon ini insyaallah bisa menyerap banyak emisi. Siapa tahu kedepannya akan dapat insentif, seperti Norwegia yang berkomitmen membayar Rp 813 miliar kepada Indonesia yang dianggap berhasil menghindarkan emisi karbon melalui pencegahan deforestasi. Meski saya baca rilis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 9 Mei 2021 Norwegia belum juga membayarkan komitmen itu. Padahal janji bayarnya akhir 2020 loh...

Semua yang saya lakukan hanyalah langkah kecil dalam mencegah krisis iklim dan pemanasan global, demi mendukung Indonesia mencapai target Net-Zero Emissions. Apakah akan berhasil? Tentu saja diperlukan kerja keras serta kesadaran masyarakat untuk disiplin dan mulai mengubah gaya hidup dengan produk ramah lingkungan.

Tapi tidak ada yang tidak mungkin. Mari optimis dan bersama kita memulai...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun