Kelestarian alam tanggung jawab manusia
Bukan tanpa alasan jika saya melanjutkan kebiasaan yang dilakukan majikan. Tidak semata-mata karena kita sudah hidup banyak dibantu alam, tapi melainkan memang apa yang dilakukannya itu sesuai dengan ajaran yang saya yakini.
Manusia diutus Allah SWT sebagai wakilnya untuk memimpin bumi. Dalam Al Quran banyak disebut perihal manusia sebagai khalifah Allah yang diberi tanggung jawab atas kelestarian alam.
QS. Ar-rum: 41-42, ayat tersebut diturunkan untuk menegaskan bahwa yang menjadi penyebab berbagai kerusakan yang terjadi di darat dan di laut adalah ulah manusia.
Saya pun semakin yakin untuk hidup dengan mencintai alam. Terlebih Climate Leader's Summit yang digagas Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada akhir April 2021 membuat istilah net-zero emission atau nol bersih emisi makin populer.
Net-Zero Emission
Apa itu net-zero emission atau nol bersih emisi? Nol-bersih emisi secara khusus ditujukan pada karbon negatif. Ketika emisi atau zat hasil pembakaran yang diproduksi manusia bisa diserap, jadi tidak ada yang menguap ke atmosfer.
Masalahnya apa yang bisa menyerap zat hasil pembakaran karbon ini? Baca literatur, emisi berbahaya ini dapat diserap secara alamiah oleh pohon, laut, dan tanah. Pantas majikan saya sangat idealis dengan kegiatan peduli lingkungannya. Ucapannya terkait emisi pun selalu terngiang kembali.
Bisakah kita mencapai net-zero emissions? Terlepas dari negara kita negara industri atau bukan, dimana Konferensi Tingkat Tinggi Iklim di Paris pada 2015 mewajibkan negara industri dan maju mencapai nol-bersih emisi pada 2050, demi perbaikan iklim, ekosistem laut dan darat, bukankah kita berkewajiban menjaganya juga?
Sebenarnya nol-bersih emisi tak mengacu pada pengertian berhentinya manusia memproduksi emisi. Karena secara alamiah manusia tidak bisa tidak memproduksi emisi. Manusia bernapas saja menghasilkan karbon dioksida (CO2), kalau berhenti, ya tidak akan ada kehidupan dong?