Hidup adalah pilihan, wahai kawanku....
Itu kata mereka yang setiap hari harus selalu memilih, dan diliputi oleh pilihan-pilihan yang saling berseberangan. Mereka hanya bisa memandang bahwa orang hidup harus pandai memilih.
Kalau tidak benar ya berarti salah.
Kalau tidak senang ya sedih
Enak atau tidak enak.
Hidup itu lelucon, wahai kawanku.
Itu kata mereka yang hidupnya selalu disuguhi oleh lelucon-lelucon konyol. Bahkan dirinya sendiri adalah sebuah lelucon. Dan pikirannya dipenuhi oleh lelucon yang menggelikan.
Semua adalah lelucon.
Ngapain kamu susah2 dibuat sendiri
Tenanglah semua itu lelucon
Begitulah kata mereka.
Hidup itu uang, wahai kawan.
Itu kata mereka yang selalu mendewa-dewakan uang. Mereka menempatkan uang pada posisi tertinggi. Mereka adalah robot-robot yang dikendalikan oleh uang. Tanpa jiwa dan tanpa perasaan.
Semua dapat dibeli jika punya uang.
Uang adalah segalanya.
Hidup itu terserah bagaimana caramu memandang wahai kawanku. Engkau boleh menggambarkan apa saja. Engkau boleh memaknai apa saja.
Tapi ingatlah bahwa caramu memandang salah menggambarkan seberapa hidup hatimu. Seberapa luas jangkauan pikiranmu. Atau seberapa bodoh kamu memaknai hidup.
Ingatlah kawan sebaik apapun maka gunakan hati sebagai kaca mata untuk memandang dunia. Di situ engkau akan bisa merasakan apa yang harus kamu lakukan.
Ingatlah setelah hidup akan ada hidup lagi.
Maka bersujudlah kepada Allah.