Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

"Final Destination", Pengingat Maut dan Bagaimana Menghargai Arti Hidup

1 April 2024   22:56 Diperbarui: 1 April 2024   23:05 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kecelakaan jembatan di Final Destination 5 (Image by Bloody Disgusting)

Apa yang terlintas dalam benak Kompasianer apabila dihadapkan pada situasi di mana bisa melihat kematian? Tentu tampak seru ya karena nanti kita bisa mencurangi kematian itu sendiri agar tidak terjadi. Atau justru sebaliknya, itu hal menakutkan karena kita jadi tahu kapan kematian datang, entah bagi diri sendiri atau orang lain.

Kalau Kompasianer senang menonton film, pasti tahu Final Destination yang mana pertama rilis di tahun 2000, alias nyaris 24 tahun yang lalu. Berkat kesuksesannya film ini terus berlanjut hingga seri ke-5, di mana secara berurutan rilis di tahun 2003, 2006, 2009, dan terakhir di 2011.

Bahkan di tahun 2024 secara resmi telah diumumkan bahwa film ke-6 nya sedang dalam tahap produksi yang diberi judul Final Destination: Bloodlines. Ini menunjukkan bahwa semesta Final Destination memang punya peluang yang bagus di pasaran.

Film ini secara garis besar menceritakan tentang seseorang yang punya kemampuan melihat masa depan, lebih tepatnya melihat kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan besar.

Pada film pertama misalnya tentang kecelakaan pesawat, film kedua kecelakaan di jalan raya, film ketiga kecelakaan di roller coaster, film keempat kecelakaan di arena balapan mobil, dan film kelima tentang kecelakaan di jembatan.

Masing-masing tokoh utama dari 5 seri film ini akan menyelamatkan diri bersama beberapa orang lainnya agar mereka terhindar dari maut. Namun ternyata, kematian tetaplah harus terjadi. Mereka hanya selamat dalam sesaat saja tanpa tahu bahwa kedepannya ada ajal yang siap menjemput dengan kecelakaan yang tak kalah tragis.

Final Destination  pertama kali saya tonton ketika zaman sekolah, mungkin SMP saat itu di tahun 2008-2009. Di situlah muncul sebuah trauma tak terdefinisi karena jadi parno akan hal-hal kecil yang dikhawatirkan justru akan jadi penyebab kematian.

Final Destination 2 (image by keithlovesmovies.com)
Final Destination 2 (image by keithlovesmovies.com)

Contohnya saja di Final Destination 2 di mana kecelakaan terjadi karena ada truk besar yang membawa gelondongan kayu. Namun kayu-kayu tersebut terlepas dari ikatan rantai dan menyebabkan kecelakaan beruntun kepada para tokoh utama.

Sejak itu melihat kayu yang ada di truk seperti ini jadi tak sama lagi. Sebisa mungkin menjauh dari sana untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan. Padahal ya itu tadi, kecelakaan yang saya lihat hanyalah dari sebuah film.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun