Mohon tunggu...
Tazkia Aulia Hanifah
Tazkia Aulia Hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Menghabiskan waktu dengan kegiatan yang menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

MAHASISWA: Bukan Hanya Deadline Tugas Yang Dikejar, Perlu Diraih Juga Lailatul Qodar

28 Maret 2025   08:47 Diperbarui: 28 Maret 2025   08:52 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suasana lailatul  qodar, dokumentasi pribadi.

Kita berangkat tepat maghrib, sehingga memutuskan untuk sholat megrib terlebih dahulu, lalu berbuka puasa di salah satu Rumah Makan yang ada di Kaliurang. Di sepanjang perjalanan, kita banyak berhenti untuk mampir membeli makanan. Sesampainya di Kaliurang, kita langsung menuju Waroeng Nyamleng untuk berbuka puasa. Banyak makanan tersedia yang sangat menggugah selera, mulai dari makanan snack, beragam minuman seperti kopi dan jus lainnya hingga makanan berat. Setelah berbuka puasa, kita mampir untuk membawa peralatan Kak Lala karena kebetulan ia tinggal di Kaliurang, bawahnya kampus Universitas Islam Indoneisa. Next kita berangkat ke mesjid Ulil Albab, ett tapi sebelum itu, saya punya teman juga di Kaliurang, Mahera, dan ia ngidam cireng isi UGM sejak lama, dan saya berinisiatif untuk membelikan cireng isi UGM itu, karena ia gak bisa pergi jauh lagi, jagain neneknya yang sedang sakit. Jadi sebelum cus ke mesjid Ulil Albab, saya dan Kak Lala ngasih surprise Mahera dengan membawakan cireng isi UGM itu dan makanan buat neneknya yang sakit itu. Karena saya berniat surprise, jadi tidak memberi tahu Mahera kalo saya menuju rumahnya, hingga saat depan rumahnya saya bertemu pakdenya, dan alhasil dipanggil lah Mahera keluar, sangat excited karna merasa senang akhirnya bisa merasakan cireng isi UGM itu. Setelah itu, baru lah kita menuju mesjid Ulil Albab. Kita sampai di mesjid Ulil Albab itu sekita pukul setengah sepuluh malam. Dengan penuh excited saya baru memasuki mesjid wishlist sejak lama itu, dibuat kagum karena banyak sekali yang meraih keistimewaan malam Lailatul Qodar disana saat itu. Sebetulnya ada paket reguler, namun itu harus melakukan registrasi sejak beberapa hari sebelumnya. Karena kita dadakan, jadi tidak mendapatkan paket reguler itu. Yang membedakan paket reguler dengan yang mandiri yaitu mendapatkan fasilitas kasur untuk tidur dan makanan berat buat sahur. Satu mesjid dipenuhi orang orang yang bersemangat mendapatkan malam Lailatul Qodar, baik yang mandiri maupun yang paket reguler. Seketika tenang, adem, nyaman hati saat memasuki mesjid. Ada yang beri’tikaf bersama teman bahkan keluarga besar. Sejenak merasakan nikmat yang sedang Allah berikan, mentafakkuri semua yang sedang dan sudah terjadi. Setelah itu saya lanjut garap tugas sedikit yang deadline nya malam itu juga, setelah selesai menggarap tugas, sekitar pukul sebelas malam, baru saya berwudhu, berniat i’tikaf untuk melaksanakan sholat isya, sholat terawih mandiri lanjut mengaji. Benar benar hanya ketenangan yang didapatkan, mengaji diiringi hati, berdoa penuh khusyuk serta  dipertemukan dengan banyak orang baik. Sekitar sampai jam setengah 2 saya dan kak lala masing-masing menikmati indahnya ketenangan malam Lailatul Qodar, setelah itu kita memutuskan untuk istirahat sekejap. Pukul setengah 3 baru kita mulai lagi beribadah masing-masing. Sepertiga malam yang sangat indah, yang rasanya ingin kudapatkan setiap malam. Tepat pukul 3, dilaksanakan sholat Qiyamullail berjamaah, yang diakhiri sholat witir jamaah juga. Setelah itu sahur masing-masing, di pertengahan sahur tiba-tiba ada seorang ibu-ibu yang nyamperin dan ngasih kita minum, meskipun kita membawa minum juga, tetap kita terima dan hargai pemberian itu. Hingga selesai sahur, ibu tersebut mengajak kita berbincang banyak hal. Beliau menceritakan bahwasannya beliau mengejar Lailatul Qodar sudah lama, sejak suaminya masih ada. Jadi momen malam Lailatul Qodarnya beliau adalah kebiasaan yang diberikan suaminya sejak masih ada. Setelah sekian lama berbincang, tibalah adzan subuh. Kita semua melaksanakan qobliyyah subuh, dilanjut sholat subuh berjamaah. Setelah selesai berjamaah subuh, saya dan Kak Lala memutuskan untuk pulang meninggalkan mesjid Ulil Albab. Benar benar nikmat dan tenang. Ingin aku lakukan selama malam Lailatul Qodar di mesjid Ulil Albab itu, tetapi besoknya saya harus sudah pulang kampung bertemu keluarga tercinta.

suasana lailatul  qodar, dokumentasi pribadi.
suasana lailatul  qodar, dokumentasi pribadi.

Bagi para penikmat bacaan ini, semoga bermanfaat dan terinspirasi ya, betapa indahnya meraih malam Lailatul Qodar.

Jangan hanya deadline tugas yang dikejar, jangan lupa raih juga keistimewaam Lailatul Qodar.

Sampai jumpa di kompasianaku selanjutnyaa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun