Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerpen

25 September 2022   21:52 Diperbarui: 25 September 2022   21:55 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ia melihat wajahnya di depan cermin. Cermin yang kecil berdebu. Wajahnya bergetar. Ia melihat wajahnya seperti melihat daun yang kering. 

Tapi ia pikir,  daun kering tak pernah menjadi sia sia. Semua persembahan telah ia tunaikan. Dan daun tetap kering. Begitupun wajahnya,  yang bergaris, berbaris aliran sungai sungai yang tak dia harapkan mengering. 

Ia membalik cermin itu. Dan ia masih bisa melihat harapan dengan jelas dan tenteram. 

Tiba tiba lampu padam. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun