Matamu sebait hujan. hujan tipis pada sisa kemarau. ufuk langit membingkai kisah itu hingga tersimpan di dekat jendela kamar.Â
Bait bait sajak tertata tentang matamu, di baliknya ada barisan hujan yang jinak dan menenteramkan. Ada kerinduan panjang yang menjadi siklus penantian.Â
Sebait hujan jadi kerinduan kita sepanjang waktu, tanpa kemarau,
Adakah dirimu tahu?Â
====
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!