Selendang ini telah robek
dan jantungku terbelah
pijakanku telah meremah
pecahan kaca kaca.
Mulut mulut telah terbiasa
dengan cinta,
cinta yang menempel
di pinggir pinggir
cawan kehidupan:
cinta anggur murahan
cinta yang merengek
pada keinginan badan.
cinta yang terselubung
kepekatan nafsu.
Hingga gugur anggur kesucian
remuk redamlah sesalan
di tengah jalan pulang.
Sesekali terdengar bisikan
di pintasan qalbu,............
Dan ajakan Mari Bercinta itu
masih ada,
terdengar Dekat,
Bergairah
Hangat
Lekat
dan Sempurna.
Terbit bermula
dari Nama namaNya
:Kembali, dan bercintalah!
Lemparkan gelas itu
dan reguk dahagamu
Lalu kenakan selendang baru.
........................
Sepi dan sunyi tercabik sudah
Rindu yang tumpah
telah menjamah wadah.
Risih risaupun terunduh
pada tiap tatapan
yang dibasuh mahabbah.