Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Isi Kepala Penyair dan Arsitektur Rindu

30 Juli 2021   01:04 Diperbarui: 30 Juli 2021   01:09 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Isi Kepala Penyair

Ada sekawanan burung burung
dan ombak liar yang sedang berkejaran.
Lalu kawanan burung itu hinggap
di dahan dahan peristiwa dan gejala
yang terkadang menjadikan si penyair lumpuh dan hilang makna.

Sedangkan ombak liar itu seketika menjinak dalam tarian simbol simbol
merebahkan si penyair pada titik waktu
untuk terus mengeja eksistensi,
antara fana dan abadi.

File Rindu

Rinduku rimbun
dan hasratku belum lapuk.
Hari kemarin takkan menjadikan
mata ini rabun, sementara
cinta telah tersemai
lalu menjuntai ke mahligai
dalam amuk suka dan luka.
Selepas ashar, semua kenangan
seakan meronta, memecah kaca jiwa
membelah jaringan nadi
dan bersiap menunggu pecahan hujan:
saat rindu semula diredam
agar ia tetap rimbun

Arsitektur Rindu

Rinduku burung burung terbang
rinduku sawah terbentang
rinduku hujan di padang
rinduku pohon pohon rindang.

Rinduku ombak berderai
rinduku malam mahligai
rinduku hujan rinai

rinduku akan sampai juga padaMu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun