Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen , penulis buku “1001 Masjid di 5 Benua” dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Joko Tingkir Bag 8

4 September 2025   12:36 Diperbarui: 4 September 2025   12:36 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bayangan di Balik Singgasana Demak

Langit pagi di atas Kraton Demak tampak keemasan. Burung-burung gereja hinggap di pucuk atap masjid agung, berkicau riang menyambut hari yang penuh janji. Di halaman istana, para prajurit sibuk berbaris, pedang-pedang mereka berkilat memantulkan cahaya mentari. Di tengah hiruk-pikuk itu, seorang pemuda tegap berwajah teduh berdiri, sorot matanya memantul seperti air sungai yang dalam. Dia adalah Mas Karebet, yang kelak dikenal dengan nama Jaka Tingkir.

Hari itu, Sultan Trenggana menggelar pertemuan besar. Para adipati dari Jepara, Tuban, Lasem, hingga Panjunan hadir. Aula utama istana penuh sesak dengan warna-warni pakaian kebesaran. Aroma kemenyan bercampur wangi kayu cendana menebar ke udara. Di singgasana, Sultan Trenggana duduk anggun, jubahnya putih berhiaskan benang emas. Sorot matanya tajam namun penuh wibawa.

Baca juga: Joko Tingkir Bag. 2

Mas Karebet berdiri di antara deretan prajurit muda. Ia baru saja diangkat menjadi prajurit khusus setelah melewati ujian berat melawan banteng buas di Sungai Kalisoka. Berita keberaniannya menyebar ke seluruh Demak, membuat namanya harum di telinga rakyat, tapi sekaligus menimbulkan rasa iri di dada para bangsawan muda.

"Dia hanya orang desa dari Tingkir," bisik Arya Penangsang kepada Raden Patahwi, sepupunya, sambil melirik tajam ke arah Karebet.
"Namun Sultan mulai menyukainya," jawab Patahwi lirih, senyum sinis terulas di bibirnya. "Jika dibiarkan, dia bisa menggeser posisi kita."

Sementara itu, Sultan Trenggana menatap Karebet. "Mas Karebet," suaranya menggema di aula. Semua mata tertuju pada pemuda itu.
"Hamba, Gusti," jawab Karebet sambil merunduk, suaranya mantap.
"Demak membutuhkan orang yang bukan hanya pandai menghunus pedang, tetapi juga setia kepada tanah ini," ucap Sultan. "Aku dengar engkau tangkas, cerdas, dan teguh pendirian."
"Semua itu karena berkah Gusti Allah dan bimbingan para sesepuh," jawab Karebet dengan rendah hati.

Beberapa bangsawan mendengus sinis. Bagi mereka, Karebet hanyalah anak petani yang kebetulan mujur. Tapi bagi Sultan, Karebet berbeda---di matanya, ada tekad baja dan kecerdikan yang jarang ditemui, bahkan di kalangan darah biru.

Baca juga: Joko Tingkir Bag 4

Hari itu, Sultan memberikan tugas pertama: memimpin pasukan kecil mengawal rombongan dagang Demak ke Jepara. Tugas yang tampak sepele, tapi sesungguhnya ujian untuk mengukur kesetiaan dan kepemimpinannya. Karebet menerimanya dengan tenang.

Baca juga: Joko Tingkir Bag 7

Di perjalanan menuju Jepara, Karebet mendapati rencana busuk. Malam itu, di sebuah pesanggrahan, ia mendengar bisikan dua prajurit yang disuap oleh orang suruhan Arya Penangsang untuk membunuhnya. Dengan kecerdikannya, Karebet memancing mereka ke tepi hutan dan melumpuhkan keduanya tanpa menumpahkan darah. Ia tahu, ini bukan sekadar ujian dari Sultan, tapi juga awal permainan politik yang licin dan berbahaya.

Sesampainya di Jepara, Karebet disambut oleh Nyai Retna Kencana, putri Adipati Jepara yang kelak dikenal sebagai Ratu Kalinyamat. Di mata Retna Kencana, Karebet bukan prajurit biasa. Ada wibawa dalam sikapnya, ada kelembutan yang tersembunyi di balik ketegasan. Pertemuan itu hanya sebentar, namun cukup untuk menyalakan bara cerita yang akan berlanjut di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun