Jumat,26 September 2025. Sore tadi, kemenakan saya yang bersekolah di SMAN 1 Bukittinggi, memberi kabar bahwa ia tidak bisa pulang kampung ke rumah ne
Kesalehan bukan sekadar urusan pribadi dengan Tuhan, tapi juga menyangkut tanggung jawab sosial—membela yang benar, dan membantu sesama
Surau bukan sekadar tempat ibadah. Ia adalah sekolah kehidupan.
Surau di Minangkabau bukan sekadar tempat ibadah, tapi pusat pendidikan dan dakwah Islam yang membentuk budaya dan peradaban Nusantara.
Merantau adalah cara laki-laki minangkabau menemukan jati diri. Meski begitu tentu harus ada persiapan sebelum berjuang di negeri orang
Masyarakat Miangkabau memiliki ragam tradisi dan budaya. Namun, seiring berjalannya waktu, kebiasaan-kebiasaan itu mulai menghilang.
Kunjungan TSR Padang Pariaman ke Tandikek Selatan
Saat harapan tumbuh, keajaiban kecil terjadi. Rizal, pria dengan masa lalu kelam, kembali ke desa untuk memperbaiki surau di pinggir sungai itu.
puisi karya farabi iqnak raditya dari cerpenrobohnya surau kami karya A. A. Navis
Kesinambungan surau dari Tuanku Bagindo Lubuak Pua ke Ahmad Yusuf Tuanku Sidi. Lengkap fisik dan pembangunan moral dan akhlak
Dimuusah berlebihan.Gelagapan mabuk kepayangKendalikan emosi-mu,cukupdenganIkhlas dan sabar
Dulu surau itu penuh akan canda dan tawa anak-anak, sekarang hanya tinggal kenangan di hati.
Terbakarnya sebuah surau. Namun dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, surau baru berdiri
Haji Agus Salim tokoh asal Minangkabau yang mempunyai peran penting dalam kemerdekaan Indonesia melalui diplomasi.
Peran surau, forum lapau, dan nilai-nilai adat Minangkabau dalam menciptakan tokoh-tokoh pahlawan Minangkabau yang hebat dalam berdiplomasi.
Di zaman yang terus berubah, tempat ibadah seperti Surau memegang peranan penting, khususnya dalam menghubungkan generasi Milenial dengan tradisi
entah nasib atau ikhlas sebagai sebuah dedikasi yang diberikan marbot dalam menjaga rumah Allah, semoga kedepan nasibmu lebih baik
Tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia yang berasal dari Minangkabau, seperti Mohammad Hatta, Tan Malaka, M. Natsir, Hamka dan lain-lain
Ternyata banyak rezeki tak terduga yang diperoleh para marbut dari keikhlasan mereka menjadi penjaga masjid