Puisi tentang mendung Mendung berarak di ujung senja, seperti rasa yang tak terungkap,
Pujian "Mengalir Kasih Yesus" menggambarkan kasih Tuhan yang tak terbatas, menyentuh hati di momen peresmian.
Puisi ini menggambarkan bagaimana hujan bukan hanya sekadar fenomena alam, tetapi juga menjadi teman yang setia dalam menghadapi segala situasi.
Rinai Ramadan membawa hujan ibadah, membasuh dosa, mengalirkan pahala, dan menanti pelangi fitri yang damai dan indah.
Habis sudah kata-kata,Tersesat di lautan rasa.Mengapung tanpa arah,Di tengah samudra gelisah.Diam menjadi sahabat setia,Di kala hati terkulai lelah.
Pergulatan Batin Hidup adalah serangkaian perubahan alami dan spontan
Mengalir sebisanya, hingga akhir Menurut alam, menggenapkan takdir.
Kerinduanku padamu takkan pernah pudarSeperti bintang yang tetap bersinar di malam gelap
Arus Kehidupan: Mengalir Menuju KebahagiaanKita adalah manusia, terikat dalam arus kehidupan,Yang selalu berubah, bagai air mengalir tanpa henti.Tak a
Yully menyadari bahwa kadang-kadang keabadian tidak harus diukur dengan waktu. Karena rindu yang dia rasakan, meskipun baru tumbuh.
Kehidupan ini adalah sajak,Ditulis dengan tinta waktu,Setiap baitnya mengalir deras,Setiap katanya berbisik lembut.
Mengapa nasibku belum berubah, padahal aku telah berusaha dengan sekuat tenaga
Bulan bersinar temaram, memancarkan pesonanya yang syahdu.
Bermakna mengharapkan ketenangan didalam kekacauan dunia ini
Harapan dalam gelap, keindahan menanti. Semua indah pada waktunya, misteri terbuka.
Dalam lautan digitalisasi, mentalitas teruji,Iman diri terbentuk, mengalir seperti air mengikuti aliran.Menuju kematangan dan kedewasaan
Sabar adalah mercusuar, membimbing perahu yang terombang-ambing.
Patah hati dan luka, telah menjadi bagian, tak akan membuatku mati rasa, tak akan menghentikan langkahku.