Mohon tunggu...
Rizwan Hawari
Rizwan Hawari Mohon Tunggu... Buruh pabrik

disini saya hanya menuangkan isi pikiran, hati, dan pertanyaan yang selalu menghampiri di kala sepi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mencipta cahaya

2 September 2025   23:30 Diperbarui: 2 September 2025   22:47 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terang cahaya tak bisa melahap pekatnya gelap.
Namun, sedikit cahaya bisa mengubah sesuatu.
Meski ia remang dan hampir redup.

Cahaya itu meredup.
Bahkan juga mati.
Namun, pertanyaan dimulai:
Mengapa dan mengapa?

Ku telusur lebih jauh.
Kucari hingga tuntas.
Namun tak terlihat ujungnya:
Begitu luas bagai samudera.
Begitu dalam seperti palung Mariana.

Dinamika manusia tak pernah berhenti.
Begitu pula air yang mengalir.
Bukan karena dunia.
Tapi manusia itu sendiri.

Air mengalir ke tempat tak menentu.
Begitu pula manusia yang tak menentu arah.
Tak tahu ke mana ia akan tertuju.
Namun, mereka tetap berjalan.
Mencipta cahaya mereka sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun