Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ramadan Pergi, Hati Kembali, Suasana Lebaran di WAG AKMI

29 Juni 2025   15:22 Diperbarui: 30 Juni 2025   07:12 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Gemini Generated Image

Di penghujung Maret 2025, Grup WhatsApp "AKMI Solidaritas" mendadak ramai. Abdul Munir, sang koordinator, baru saja membagikan tautan video visitasi dengan judul "Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Menjelang Idul Fitri." Video itu menjadi penanda, Ramadhan sudah di ambang perpisahan.

Keesokan harinya, tanggal 30 Maret, grup itu semakin hidup. Pagi menjelang siang, beberapa pesan berupa media muncul. Gambar-gambar ketupat yang baru direbus mengepulkan uap tipis, memancarkan aroma gurih santan yang samar, seolah siap dinikmati. Video singkat pun bermunculan, memperlihatkan tangan-tangan lincah menguleni adonan kue kering diiringi dentingan mixer yang berirama, membayangkan manisnya aroma vanila dan mentega yang akan memenuhi rumah. Meski media itu tak bisa diputar di sini, riuhnya persiapan Lebaran sudah begitu terasa.

Sore harinya, Elok Verawati membuka pintu silaturahmi digital dengan pesan panjang nan tulus. "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," ia memulai, diikuti ucapan selamat menyelesaikan ibadah puasa dan menyongsong Idul Fitri 1 Syawal 1446 H. Doa-doa kebaikan terucap, permohonan maaf lahir dan batin pun tak ketinggalan. Pesan itu terasa sejuk, seperti embun pagi yang membasahi hati, menyentuh lembut setiap jiwa yang membacanya.

Tak lama berselang, Rudiani dan keluarga juga turut menyapa, dengan format pesan yang serupa namun tak kalah menyentuh. Huruf-huruf kaligrafi indah berpadu dengan doa "Taqabbalallahu Minna wa Minkum," harapan agar ibadah diterima, dan usia diberkahi agar bisa bertemu Ramadhan kembali. Rasanya, jarak tak lagi menjadi penghalang bagi kehangatan silaturahmi. Bahkan, sentuhan hangat di layar ponsel seolah ikut menyampaikan keakraban.

Malam itu, berbagai anggota grup ikut meramaikan. Cak Nuris, Jufrizal, Misdar, dan beberapa nomor tak dikenal lainnya turut mengirimkan media, berupa foto keluarga dengan baju koko baru yang licin dan bersih, atau hidangan lebaran yang menggiurkan, terlihat begitu enak dan lezat di mata. Kemudian, H. Laily Hasbullah dan keluarga juga mengirimkan ucapan Idul Fitri yang lengkap, mohon maaf lahir dan batin, serta memanjatkan doa-doa terbaik.

Menjelang tengah malam, bahkan saat beberapa pesan sempat terhapus, Suranti dan keluarga menutup rangkaian ucapan di hari itu dengan pesan tulus yang sama. Sebuah pengingat bahwa meskipun kesibukan Idul Fitri mendekat, semangat kebersamaan dan saling memaafkan tetap menjadi prioritas utama. Ramadhan akan segera pergi, namun berkah dan kehangatan silaturahmi yang ditinggalkannya akan terus terasa, menyambut hari kemenangan dengan hati yang lapang dan suara tawa yang membahana di setiap rumah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun