Di tengah derasnya arus konten media sosial, tren fantasi sedarah mulai mencuat sebagai bentuk hiburan yang mengundang perdebatan. Seorang ibu rumah t
Kemana perginya rumah yang dianggap aman bagi anak perempuan itu? Nyatanya banyak sekali kasus pemerkosaan terjadi di rumah sendiri
Miris. Kakek yang selama ini digambarkan sebagai sosok yang penuh kasih sayang tega merenggut masa depan cucunya sendiri ...
Facebook group "Fantasi Sedarah" have had over 32,000 members. Community members share their sexual fantasies for one's own family or called incest
Bukan sekadar khayal menyimpang, fantasi sedarah menyimpan luka, trauma dan ancaman nyata. Webinar Apsifor Jabar mengajak kita tak lagi bungkam.
Penerapan agenda setting oleh media pada kasus Fantasi Sedarah yang sempat menghebohkan dunia maya
Viralnya fantasi sedarah di Facebook tentunya berdampak negatif pada psikologis dan hukum, dan juga melanggar etika dan norma norma sosial,
Pelukan tidak selalu berarti perlindungan. Tidak semua ikatan darah mewakili kasih yang benar-benar tulus.
Kasus grup Facebook “Fantasi Sedarah” mengungkap bahaya penyalahgunaan kekuasaan digital yang mengancam anak-anak
Fenomena fantasi sedarah yang ramai dimedia sosial
Jika masih ada orang yang mengatakan kalau kasus ini hanyalah ulah oknum saja, 32.000 orang bukanlah oknum! Mereka sudah menjadi komunitas yang meraja
Bagaimana caranya agar keluarga tetap terjaga dan rumah aman dari perilaku menyimpang?
Jika media dibiarkan menjadi liar, maka manusia di dalamnya pun akan kehilangan kendali.
Dalam dunia literasi, imajinasi adalah ruang bermain yang luas. Namun, bagaimana jika ruang itu dipenuhi cerita yang menormalisasi kerusakan moral
Saat rumah tak lagi aman, fantasi seksual sedarah merebak diam-diam. Di mana peran orang tua saat batas moral mulai kabur?
Namun, ada yang lebih mengganggu dalam fenomena ini, yaitu normalisasi. Mengapa orang yang mengkritik atau menentang konten semacam ini sering kali di