Mohon tunggu...
Ikhtiyatoh
Ikhtiyatoh Mohon Tunggu... Pengembara

"Jangan memaksakan diri untuk berlari jika memang tak mampu. Cukup kiranya tidak berjalan di tempat hingga hidupmu lebih bermanfaat untuk orang banyak".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Waspada! Predator Inses Masih Mengintai!

3 Juli 2025   11:52 Diperbarui: 3 Juli 2025   11:52 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat Indonesia yang dulu kental dengan budaya ketimuran makin jelas pergeserannya menjadi kebarat-baratan. Tak hanya cara berpakaian, cara berperilaku terkait pemenuhan kebutuhan biologis telah nyata melewati batas norma yang selama ini dipegang kuat. Perilaku seks bebas, LaGiBeTe, sodomi hingga inses (hubungan sedarah) bak virus mematikan yang menular dengan cepat. Terkuaknya kasus inses di dunia maya menggambarkan betapa rusaknya tatanan sosial di dunia nyata. Hingar bingar sosial media menyimpan 1001 macam kejahatan, salah satunya kejahatan seksual.

Fenomena Gunung Es

Setelah paman, kini giliran kakek di Aceh Tenggara diduga merudapaksa cucu kandungnya yang masih di bawah umur. Aksi bejat yang dilakukan oleh pelaku berinisial STN (65) di gubug di belakang rumah tersebut disaksikan oleh warga, Minggu (15/6/2025). Dikutip dari laman tribunnews.com, selama ini, korban memang tinggal bersama nenek dan kakeknya (20/6/2025). Miris. Kakek yang selama ini digambarkan sebagai sosok yang penuh kasih sayang tega merenggut masa depan cucunya sendiri. Rumah yang seharusnya menjadi surga bagi anggota keluarga justru menjadi sarang predator inses.

Sebelumnya sempat heboh, driver ojek online (ojol) mendapat orderan paket berisi mayat bayi. Usut punya usut, pengirim paket adalah ibu kandung bayi berinisial NH (21). Wanita tersebut memiliki hubungan terlarang dengan kakak kandungnya berinisial R (24). Dari inses tersebut, lahir bayi laki-laki pada Sabtu (3/5/2025) dalam kondisi prematur dan kekurangan gizi dan akhirnya meninggal pada Rabu (7/5/2025). Kasus tersebut terungkap berawal dari kecurigaan sang ojol karena penerima paket yang beralamat di Masjid Jamik Jalan Ampera III, Medan Timur tidak ditemukan (kompas.com, 11/5/2025).

Tahun lalu juga sempat heboh kasus inses ayah dengan anak kandung di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah. Kasus terkuak berawal dari penemuan tujuh kerangka bayi di kebun milik E (25). Ketujuh kerangka bayi merupakan anak-anak E hasil hubungan dengan ayah kandungnya, Rudi (57) sejak tahun 2013. Mirisnya, istri Rudi mengetahui hubungan terlarang tersebut, tetapi tak mampu berbuat banyak karena diancam dibunuh. Rudi mengaku menyetubuhi anak kandung dan mengubur hidup-hidup bayi hasil inses 7 kali berturut-turut karena saran paranormal agar cepat kaya (news.detik.com, 26/6/2025).

Terkuaknya grup 'Fantasi Sedarah' di bulan lalu ternyata tidak sekadar menunjukkan 'adanya kejahatan seksual tersembunyi di ruang digital'. Grup yang mengumbar fantasi menjijikkan tentang inses berupa gambar, video, dan curhatan tersebut mengonfirmasi adanya hubungan erat antara kehidupan di dunia maya dengan dunia nyata. Ibarat fenomena gunung es, kasus predator inses yang tampak dipermukaan hanya sebagian kecil saja. Masih banyak kasus inses antara paman-ponakan, kekek-cucu, kakak-adik, ayah-anak ataupun ibu-anak yang belum terungkap. Masyarakat patut waspada karena predator inses masih terus mengintai.

Bahaya Inses

Sungguh, kasus inses tak boleh dianggap remeh. Dikutip dari laman kompas.com, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mencatat setidaknya ada 1.765 kasus inses yang terjadi dalam rentang waktu 2019-2024 (28/5/2025). Jika dikaitkan dengan keberadaan grup 'Fantasi Sedarah' yang memiliki anggota lebih dari 32 ribu akun, tak menutup kemungkinan angka kasus inses yang real jauh lebih banyak. Hanya saja, banyak kasus yang belum terungkap karena adanya sejumlah alasan seperti adanya tekanan, aib keluarga serta minimnya info terkait jalur perlindungan hukum.

Hidup di era teknologi, seharusnya masyarakat bisa lebih bijak dalam memanfaatkan ruang digital. Sosial media (sosmed), misalnya, sebenarnya hanya sebuah alat yang bisa memberikan dampak baik atau buruk tergantung penggunanya. Ibarat dua sisi mata uang, sosmed memiliki sisi positif dan sisi negatif. Selain berfungsi sebagai hiburan, sosmed bisa menjadi tempat bersosialisasi, menunjang bisnis, ekspresi diri serta memperoleh berbagai ilmu dan informasi. Di tengah mudahnya akses informasi, masyarakat seharusnya memiliki cukup pemahaman tentang bahaya inses.

Bagi pelaku, inses bisa menyebabkan tingkat kesuburan rendah. Sesaat setelah kasus inses terbongkar, maka potensial terjadi konflik keluarga yang berketerusan. Kasus inses juga bisa merembet ke masalah sosial yang mana pelaku atau korban dikucilkan dari keluarga dan masyarakat. Adapun kasus inses karena paksaan bisa meninggalkan trauma mendalam bagi korban hingga rentan depresi dan memicu bunuh diri. Lebih jauh lagi, 'korban' yang trauma bisa berubah status menjadi 'pelaku'. Maksudnya, korban inses juga berpotensi mencari korban baru sebagai pelampiasan rasa marah dan kecewanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun