menggoreng banjir untuk sajian yang menggoda
dinikmati dengan tawa
bahkan cerca mencerca
Duh Jakarta,
air mengalir tak mengenal siapa-siapa, orang biasa atau penguasa,Â
bahkan bertandang di Istana
Entah kapan surut ke muara membawa nestapa
agar tak menambah luka
Karena Jakarta adalah milik semua
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!