Aku berantakan dan terjerumus kedalam lobang hitam, alkohol menjadi pelarian, hingga selangkah lagi aku menuju kematian.
Di saat terburuk suara orang tua yang sudah aku kecewakan datang menguatkan, tidak ada cinta yang lebih tulus dari cinta yang telah mereka berikan, meskipun aku melakukan berjuta kesalahan. Berkat mereka aku bertekat tidak akan bodoh untuk ke dua kalinya, perlahan aku merangkak keluar dari keterpurukan, menikmati rasa sakit, dan menjadikan air mata sebagai pelepas dahaga. Hingga akhirnya waktu menjawab segala usaha dan do'a. Aku kembali seperti sedia kala, dan bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya.
Untuk kamu yang mungkin sudah berbahagia dengan mimpi yang baru, tenang saja, aku tidak akan pernah membenci apalagi mengutuk. Bahkan aku ingin berterima kasih untuk semua, berkat kehadiranmu aku pernah merasakan bahagia, bersama denganmu aku mengerti harapan dan perjuangan, dari pengkhianatanmu aku belajar cara mengobati perihnya luka berlumur duka.
Berbahagialah disana, tidak saling mengetahui kabar adalah hal terbaik untuk kita, karena aku tidak akan pernah sempat memberikan kabar apalagi mencari kabar tentangmu, aku tengah sibuk merancang mimpi yang harus diwujutkan, bukan mimpi yang hanya sekedar angan-angan, seperti apa yang pernah kita rencanakan.