Tersesat di Tempat yang Tak Terduga
Namaku Caca. Hari itu aku pergi jalan-jalan bersama ayah dan ibuku. Kami naik mobil yang dikemudikan ayah. Di dalam mobil suasananya seru sekali, kami ngobrol sambil tertawa.
Tiba-tiba ayah menghentikan mobil. Katanya, ia mau membeli sesuatu sebentar. Aku dan ibu hanya mengangguk. Ayah pun turun, lalu beberapa menit kemudian kembali sambil membawa sebuket bunga besar. Aku kaget, kenapa tiba-tiba diberi bunga? Tapi akhirnya aku menerimanya dengan senang hati.
Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan. Ayah kembali mengenakan sabuk pengaman. Di dalam mobil, kami bercerita tentang sekolahku nanti. Oh iya, sekarang aku sudah kelas 5 SD.
Tak hanya bercerita, aku juga mendengarkan nasihat dari ayah dan ibu. Lama-lama aku mengantuk, lalu tertidur. Saat bangun, aku kaget karena mobil sudah berhenti di sebuah tempat yang belum pernah aku datangi.
Ternyata tempat itu adalah taman yang sangat indah. Tidak jauh dari situ ada tempat makan. Ayah dan ibu langsung berlari ke sana untuk makan. Aku pun mengikuti mereka sambil berlari kecil dan melihat-lihat taman.
Ayah dan ibu duduk sambil menikmati makanan. Aku mencoba mengajak mereka duduk santai di taman, tapi mereka sibuk sendiri dengan makanan. Karena tidak diajak bicara, aku memilih berjalan-jalan sendiri.
Hari mulai gelap. Tiba-tiba taman itu berubah menjadi pasar yang penuh dengan orang-orang aneh. Aku takut sekali! Aku berlari mencari ayah dan ibu, tapi mereka tidak ada di mana-mana.
Aku panik dan terus berjalan. Ketika hendak melewati sebuah jembatan, tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang menarik tanganku. Ia berbisik,
"Kamu tersesat, ya?"
Aku mengangguk.
"Kalau begitu, ikut aku," katanya.
Aku pun mengikutinya. Ajaib, tiba-tiba aku sudah kembali ke taman yang tadi. Di sana kulihat ayah dan ibu sedang makan seperti biasa, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Aku segera berlari menghampiri mereka dan memeluknya erat.
Aku menoleh ke arah anak laki-laki itu. Ia tersenyum dan berkata, "Terima kasih." Aku mengangguk, lalu ia menghilang begitu saja.
Setelah itu, aku kembali bersama ayah dan ibu. Kami cepat-cepat meninggalkan tempat itu. Sejak hari itu, aku tidak ingin lagi datang ke taman aneh tersebut.
Tersesat Di Tempat yang Tak Terduga, Berikut Sudut Pandangnya
Paragraf 1 -- Orientasi (awal cerita)
Sudut pandang: Orang pertama (aku)
Narator: Caca sendiri
Deskripsi: Caca menceritakan kegiatan awalnya pergi jalan-jalan bersama ayah dan ibu dari pengalamannya sendiri.
Paragraf 2 -- Pemicu peristiwa
Sudut pandang: Orang pertama (aku)
Narator: Caca
Deskripsi: Caca menceritakan kejadian ayah membeli bunga dan reaksinya, semuanya dari perspektif perasaannya sendiri.
Paragraf 3 -- Perjalanan berlanjut
Sudut pandang: Orang pertama (aku)
Narator: Caca
Deskripsi: Caca menceritakan percakapan di mobil dan rasa kantuknya, pembaca tahu hanya apa yang dirasakan dan dipikirkan Caca.
Paragraf 4 -- Setting baru
Sudut pandang: Orang pertama (aku)
Narator: Caca
Deskripsi: Caca menggambarkan tempat baru yang ditemui setelah tidur, termasuk kesan awalnya terhadap taman dan orang tuanya.
Paragraf 5 -- Konflik mulai muncul
Sudut pandang: Orang pertama (aku)
Narator: Caca
Deskripsi: Caca bercerita tentang perasaan kesepian karena orang tuanya sibuk, dan pilihannya untuk berjalan-jalan sendiri.
Paragraf 6 -- Puncak konflik (klimaks)
Sudut pandang: Orang pertama (aku)
Narator: Caca
Deskripsi: Ketakutan Caca saat taman berubah menjadi pasar aneh dijelaskan dari sudut pandang langsungnya, sehingga pembaca merasakan kepanikannya.
Paragraf 7 -- Pertemuan dengan penolong
Sudut pandang: Orang pertama (aku)
Narator: Caca
Deskripsi: Caca menceritakan interaksinya dengan anak laki-laki misterius, dan bagaimana ia dibawa kembali ke taman semula, dari pengalamannya sendiri.
Paragraf 8 -- Penyelesaian
Sudut pandang: Orang pertama (aku)
Narator: Caca
Deskripsi: Caca mengekspresikan rasa lega saat bertemu kembali dengan orang tua dan melihat anak laki-laki itu menghilang.
Paragraf 9 -- Penutup (resolusi)
Sudut pandang: Orang pertama (aku)
Narator: Caca
Deskripsi: Caca menceritakan keputusan pribadinya untuk tidak kembali ke taman aneh tersebut, sebagai refleksi akhir cerita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI