Mohon tunggu...
Syifa Nurul Maola
Syifa Nurul Maola Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia

Kelas BK 1A Saya senang membaca buku, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesehatan Mental Remaja, Bagaimana Gangguan Mood Memengaruhi Jam Tidur?

2 November 2023   20:01 Diperbarui: 2 November 2023   21:03 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesehatan mental remaja merupakan tantangan kesehatan masyarakat yang harus semakin diperhatikan. Kesehatan mental pada remaja juga merupakan aspek penting dalam  menghasilkan kesejahteraan generasi muda. Kesehatan mental merupakan keharmonisan dalam kehidupan yang terwujud antara fungsi-fungsi jiwa, kemampuan menghadapi problematika yang dihadapi, serta mampu merasakan kebahagiaan dan kemampuan dirinya secara positif (Daradjat, 1982). Fase perkembangan remaja yang memiliki perubahan fisik serta emosional yang belum stabil menyebabkan kesehatan mental remaja terganggu. Dalam perkembangan di era digital yang dapat memberikan tekanan, remaja memiliki resiko lebih tinggi dalam menghadapi kesehatan mental.

Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) merupakan survei kesehatan mental nasional pertama yang mengukur angka kejadian gangguan mental pada remaja usia 10 – 17 tahun di Indonesia, hasil penelitian menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja di Indonesia memiliki masalah kesehatan mental sementara satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. Lebih dari itu banyak kasus yang tidak terdeteksi dan tidak tertangani. Hal ini menimbulkan perhatian yang serius terhadap gangguan mood dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja. Hal ini berkaitan dengan kontribusi kesehatan mental pada gangguan mood dan dampaknya pada pola tidur remaja.

Gangguan mood umumnya terjadi pada individu yang memiliki gangguan kesehatan mental seperti depresi. Depresi merupakan salah satu gangguan jiwa pada alam perasaan (afektif, mood) yang ditandai dengan kemurungan, kesedihan, kelesuan, dan tidak adanya gairah untuk hidup (Yosep, 2007).  Negara Indonesia berada di peringkat kedua dengan jumlah yang mencapai 9,162,886 total kasus gangguan kesehatan mental (WHO, 2017). Kasus dengan angka yang cukup tinggi ini sangat mengkhawatirkan karena dampaknya yang serius pada kehidupan sehari-hari. Pada umumnya gangguan mood yang muncul merupakan perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan. Gangguan mood sulit terdeteksi karena gejalanya mirip dengan perubahan suasana hati yang normal.

Faktor terjadinya gangguan mood pada remaja dibagi menjadi tiga yaitu yang pertama faktor biologi, psikologis/kepribadian, dan sosial (Kaplan & Sadock, 2002). Faktor biologi melibatkan perubahan hormon  yang berkontribusi dalam munculnya gangguan mood pada remaja. Faktor yang kedua adalah faktor psikologis atau kepribadian seperti fokus terhadap satu tekanan yang dirasakan dan lebih memilih merenung daripada mengalihkannya. Faktor yang ketiga yaitu faktor sosial, seperti masalah ekonomi, tekanan akademik, ataupun trauma masa kecil. Faktor-faktor gangguan mood berakibat pada pola tidur remaja. Gangguan dan pola tidur remaja memiliki hubungan yang erat. Remaja yang memiliki gangguan mood cenderung mengalami kesulitan tidur (insomnia) atau bahkan memiliki jam tidur yang berlebihan  (hipersomnia). 

Penyebab adanya gangguan tidur karena terganggunya hormon neurotransmitter serotonin. Serotonin berperan dalam pengontrolan afek, agresivitas, tidur, dan nafsu makan (Radityo, 2012). Adanya perubahan kimia dalam otak yang terkait dengan gangguan mood juga mempengaruhi jam tidur. Selain itu seseorang yang mengalami gangguan mood cenderung kehilangan motivasi untuk tidur. Individu merasa bahwa tidur tidak memberikan manfaat yang diharapkan, dan mengarah pada kurangnya kualitas tidur. Remaja yang memiliki gangguan mood juga terkadang memiliki jam tidur yang berlebihan. Individu tersebut dapat tidur lebih lama dari biasanya sebagai respons dari perasaan sedih.

Mengatasi masalah mood pada remaja dan dampaknya pada pola tidur sangat penting. Penanganan gangguan mood dapat meningkatkan kualitas tidur remaja. Banyak remaja dengan gangguan mood yang melakukan konseling atau terapi mengalami peningkatan yang baik dalam pola tidur mereka. Selain itu, peran guru, orang tua, dan tenaga ahli seperti guru BK dibutuhkan untuk mendukung dan membantu remaja menangani gangguan mood.

Kesehatan mental remaja dan pola tidur merupakan dua aspek yang berkaitan. Gangguan mood seperti depresi dan bipolar dapat mempengaruhi pola tidur, menghasilkan tidur yang buruk, bahkan kekurangan tidur. Pentingnya menangani permasalah ini tidak dapat diabaikan. Orang tua, Masyarakat, dan guru BK merupakan peran penting dalam memberikan dukungan dan bimbingan pada remaja yang memiliki gangguan mood dan gangguan tidur. Kesadaran terhadap gangguan mood yang mempengaruhi gangguan tidur adalah langkah awal untuk mengatasi masalah ini dan memberikan dampak yang positif bagi generasi muda.

Dosen Pengampu:

1. Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN, M.Pd.

2. Nadia Aulia Nadhirah, M. Pd.

Referensi

  • Daradjat, Z. (1982). Islam dan Kesehatan Mental. PT. Gunung Agung.
  • Kaplan, & Sadock. (2002). Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, edisi ketujuh, jilid satu. Binarupa Aksara.
  • Radityo, W. E. (2012, Desember 1). Depresi dan Gangguan Tidur. Jurnal Medika Udayana, 1(1), 1-16.
  • WHO. (2017). Depression and Other Common Mental Disorders. Geneva: World Health Organization.
  • Yosep, I. (2007). Keperawatan Jiwa. PT. Refika Aditama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun