Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Pemelajar

Membaca akan membantumu menemukan dirimu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

HMI Masa Kini: Lafran Pane dan Kader Sandwich sebagai Teladan?

5 Februari 2025   11:01 Diperbarui: 5 Februari 2025   11:01 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lafran Pane dan Kader Sandwich HMI Masa Kini

Lafran Pane, sebagai pendiri HMI, mempunyai visi yang jauh ke depan. Ia menginginkan HMI menjadi wadah bagi para intelektual yang juga ulama, menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga spiritual. Visi ini menjadi fondasi bagi semua kader HMI untuk menumbuhkan diri menjadi pribadi yang seimbang dalam ilmu dan iman.

Istilah "kader sandwich" menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda saat ini. Mereka harus menanggung beban hidup dari dua generasi: orang tua dan anak. Dalam konteks HMI, ini menciptakan tantangan tersendiri bagi kader untuk tetap berkomitmen pada visi dan misi organisasi.

Proses kaderisasi di HMI adalah langkah penting untuk mencapai cita-cita tersebut. Melalui pelatihan dan pembelajaran, kader diharapkan mampu mengintegrasikan pengetahuan dan nilai-nilai keislaman dalam setiap aspek kehidupan mereka.

Lafran Pane adalah pahlawan nasional yang telah meninggalkan warisan berharga bagi bangsa. HMI, yang didirikan 78 tahun lalu, telah melahirkan berbagai tokoh penting, termasuk politisi, akademisi, dan seniman. Kader HMI merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat meneruskan perjuangan ini.

Ruang perkaderan HMI dapat dipandang sebagai gua peradaban, tempat di mana kader ditempa dan dididik. Di sinilah mereka melakukan kontemplasi untuk menemukan jati diri dan tujuan hidup yang sejati.

Dalam perkaderan, terdapat "telaga cita" yang menjadi sumber energi perjuangan. Kader HMI harus memanfaatkan sumber ini untuk terus bergerak maju dan memperjuangkan nilai-nilai yang dipegang.

Penting bagi ruang perkaderan HMI untuk tetap hidup dengan ruh iman, ilmu, dan amal. Kader harus memastikan bahwa nilai-nilai ini terus dihidupkan dalam setiap kegiatan, menjadi rahmatan lil alamin bagi masyarakat.

Lafran Pane membayangkan HMI sebagai kendaraan yang dapat membawa Indonesia menuju negeri yang Baldatun Toyyibatun Wa Robbun Ghafur. Cita-cita ini mengharuskan setiap kader untuk mengedepankan nilai-nilai moral dan keilmuan dalam setiap tindakan mereka.

Doa adalah senjata pamungkas bagi kader HMI. Dengan terus memanjatkan doa, mereka berharap agar organisasi ini tetap eksis dan berkontribusi untuk bangsa dan agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun