Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... @paji_hajju

Membaca akan membantumu menemukan dirimu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Puisi] Keasingan yang Menyakitkan

10 Oktober 2024   22:25 Diperbarui: 10 Oktober 2024   22:36 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu untuk apa kita seakrab kemarin,  

Saat tawa kita bersatu dalam hening,  

Kini, di antara bayang-bayang kesunyian,  

Kita terpisah oleh jarak yang menyakitkan.

Seakan waktu hanya sebuah ilusi,  

Setiap kenangan berbalik menjadi misteri,  

Di mana canda dan tawa yang dulu,  

Kini terbenam dalam keasingan yang pilu.

Baca juga: Rindu tanpa Temu

Sial, kata hati terucap lirih,  

Mengapa semua ini harus terjadi,  

Di antara kita yang pernah dekat,  

Kini hanya ada ruang, dingin dan sepi.

Kita berlayar di lautan yang sama,  

Namun terjebak dalam pulau sunyi,  

Semua harapan terpendam dalam rasa,  

Mencari jalan kembali, namun hampa.

Lalu untuk apa kita seakrab kemarin,  

Jika akhirnya kita merasakan derita ini?  

Keasingan ini, bagai badai yang menyapu,  

Meninggalkan kita, terasing dalam rindu.

Paji Hajju 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun