Lalu untuk apa kita seakrab kemarin, Â
Saat tawa kita bersatu dalam hening, Â
Kini, di antara bayang-bayang kesunyian, Â
Kita terpisah oleh jarak yang menyakitkan.
Seakan waktu hanya sebuah ilusi, Â
Setiap kenangan berbalik menjadi misteri, Â
Di mana canda dan tawa yang dulu, Â
Kini terbenam dalam keasingan yang pilu.
Sial, kata hati terucap lirih, Â
Mengapa semua ini harus terjadi, Â
Di antara kita yang pernah dekat, Â
Kini hanya ada ruang, dingin dan sepi.
Kita berlayar di lautan yang sama, Â
Namun terjebak dalam pulau sunyi, Â
Semua harapan terpendam dalam rasa, Â
Mencari jalan kembali, namun hampa.
Lalu untuk apa kita seakrab kemarin, Â
Jika akhirnya kita merasakan derita ini? Â
Keasingan ini, bagai badai yang menyapu, Â
Meninggalkan kita, terasing dalam rindu.
Paji HajjuÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI