Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menjadi Ayah adalah Anugerah

19 April 2024   06:35 Diperbarui: 19 April 2024   06:57 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menjadi ayah adalah anugerah. (Freepik.com)

"Boleh juga," sahut Alfan, tersenyum lebar. "Perjalanan terakhir sebelum aku... mungkin, menjadi ayah?"

"Siapa tahu," kata Bayu, sambil bangkit berdiri. "Mungkin kau akan menemukan jawabannya di sana."

Mereka meninggalkan taman, tertawa bersama, menyimpan berbagai pertanyaan tentang masa depan yang masih terbentang luas di depan mereka.

***

Malam itu, Alfan dan Bayu duduk di pinggir pantai Balekambang, menatap bulan purnama yang menggantung di langit. Suara ombak menghantam pantai melantunkan melodi yang menenangkan.

"Fan, kau pernah berpikir kenapa ayah kita-kita begitu bangga menjadi ayah?" tanya Bayu sambil memandangi bulan.

Alfan membuang pandang ke horison, "Mungkin karena mereka menemukan kebahagiaan yang tak kita mengerti saat ini."

Bayu mengangguk, "Ayahku sering bilang, anak-anak adalah seperti benih yang kita tanam. Kita lihat mereka tumbuh, berkembang, dan akhirnya berbuah."

"Benih, huh?" Alfan tersenyum sinis. "Aku lebih suka melihat mereka sebagai tanggung jawab yang mengikat."

"Tapi, Fan, kau sendiri sering cerita betapa ayahmu mengajari banyak hal, bahkan cara memancing yang sekarang ini sering kau banggakan," ujar Bayu, mencoba mencairkan suasana.

"Memang benar," akui Alfan. "Dan itu memang momen-momen indah. Ayah selalu sabar, bahkan saat aku hanya membuat kusut tali pancingnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun