SENDIRI PEREMPUAN DI SUDUT MESJID
Yang mendekam bisu disudut sunyi, menjadi bayang-bayang saja nampaknya. Hanya tersenyum, ketika tidak mengetahui siapa yang melambai. Lalu aku juga berlalu melintasi bisu bayangnya.
MENUNGGU YANG KEMANA
Melewati hampar kata dari muara waktu. Gelisah dipundak ruang. Aku katakan kepadamu: jangan berpikir, sebab harapan adalah penderitaan, Â selamanya setia menjarah manusia dimana kau menunggu mati pada kotak-kotak hidup yang terbuat dari tintah sejarah. Aku disini, seperti kau, menunggu pasti yang kemana.
Sumber Puisi: Syafruddin (shaff) Muhtamar, Sujud, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, 2007.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!