Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dua Puisi: Timur Meniru-niru Barat dan Jejak Tradisi di Altar Modern

24 April 2022   17:01 Diperbarui: 24 April 2022   17:11 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TIMUR MENIRU-NIRU BARAT

Di pelataran sejarah aku gelar sajadah tempatku menumpah  duka yang memerah sebab langit tidak lagi memihak pada hujan. Gugus purnama hilang ditelan patahan-patahan waktu berlalu dan kekalahan demi kekalahan menggelantung disetiap tangan yang mengelola negerinya atas nama keagungan sejarah, namun menelanjangi dirinya untuk mengenakan pakaian orang lain atas nama perubahan dan kemajuan.

Di pelataran sejarah aku menggelar sajadah setelah segugus purnama yang hilang, perbudakan nyata merampas suara yang ingin menyebut nama Agung. Dan setiap tangan meratap dibawah sepatu besi bangsa penjajah. Kini rantai-rantai membelenggu kebebasan mereka, peniruan dan penciplakan membabi buta menghantam ruang-ruang kebangkitan. warna warni perubahan negeri telah menjajah keberadaannya sendiri.

Di pelataran sejarah aku adalah bangsa, membentangkan sajadah yang keluar dari pabrik negeri yang telah menindih harkat kemanusiaan mereka dengan batu karang perbudakan. Dan penjajahan itu tetap berdenyut meski tak nyata.

JEJAK TRADISI DI ALTAR ZAMAN MODERN

Dunia modern mencemooh dunia tradisi dengan berkata :

Kau sibak tirai hatimu

Untuk menyaksikan Tuhanmu

Kau letakkan mahkota moral di kepalamu

Untuk menduduki singgasana surgamu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun