"Heh! Nggak usah ngebelain orang kaya yang sombong kayak dia!" Sambil menunjuk ke arah mobil. "Kita harus kasi pelajaran!"
Pemilik mobil keluar dan menghampiri kerumunan. Laki-laki itu tak bisa berkata apa-apa lantaran takut dihajar warga. Karena kelalaian dan kurang fokus, hampir menabrak gerobak.
"Ayo, kita hajar mumpung dia ada di sini!" ajak warga beramai-ramai.
"Jangan, dia majikan saya dulu. Dia orang baik. Mungkin lagi nggak fokus makanya sampai nabrak. Kita harus sabar," sahut si pemulung. "Tolong dengarkan saya."
"Sabar-sabar. Enak aja! Minggir!" kata laki-laki bertubuh kekar dan berotot.
"Tolong, jangan sakiti dia. Bicarakan baik-baik. Saya sering ditolong sama Bapak ini. Saya nggak mau dia terluka," bela Pak Karto penuh harap.
"Oke, kalau bukan karena Bapak, pasti dia sudah kami tendang dan dimassakan!"
Kerumunan warga berlahan bubar. Pak Karto kembali memulung. Sebelumnya dia merapikan sampah yang berserakan karena tongnya jatuh, lalu pergi dengan membawa karung usang.
"Pak," panggil pemilik mobil tadi.
"Ya, Pak. Ada yang salah lagi?"
Dengan rasa bersalah, dia meminta maaf karena kemarin telah menghinanya. Dia juga mengucapkan terima kasih atas hari ini. Sebagai bentuk rasa syukur, dia memberikan sejumlah uang.