Mohon tunggu...
Sutriyadi
Sutriyadi Mohon Tunggu... Penulis - Pengangguran

Sekali hidup hidup sekali

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Yang Tersisa dari Bulan Ramadan

30 April 2022   23:36 Diperbarui: 30 April 2022   23:38 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
human-initiative.org

Ramadan tidak pernah mengecewakan
tentang dusta yang melebur dalam darah
berubah menjadi daging dan sel-sel yang menguatkan dahaga


Ramadan tidak pernah pulang
ada bekas yang tak sanggup disembunyikan
ketenangan dan kegembiraan berjalan seiringan
dalam jabat tangan ada kerelaan yang pernah terpendam

Ramadan datang berupa hujan dan angin
menggerakkan maaf dan menghidupkan sapa yang berat dibahasakan bibir
dengan hati yang melepaskan keangkuhan

Ramadan yang tersisa kini
menyatukan keakuan

dalam kue kering
melebur jadi doa. 

Aku, Kau maaf lahir batin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun