Saat di bawah masyarakat heboh karena listrik PLN mati akibat gangguan transmisi Ungaran-Pemalang 500kV, penulis juga bergelap ria di dalam Uttara Tarp Tent, karena lampu tenda bermasalah.
Mendirikannya tidaklah sulit. Tinggal pasak di keempat sudutnya. Lalu beri tiang dari tongkat atau kayu setinggi 120 cm di tengah-depan. Tarp tent sudah berdiri. Jika ada bagian yang masih kendor, tinggal disesuaikan pasak-pasak di keempat sudut, pasak belakang dan depan.
Setelah tarp tent berdiri, penulis berkeliling mengecek kesmpurnaan pendiriannya. Kemudian bagian dalam dicek, terutama untuk memastikan jarak inner dan outer tidak terlalu dekat untuk meminimalkan terjadinya kondensasi.
Malam pun tiba. Cuaca cerah berbintang. Karena inner tarp tent ini terbuat dari sepenuhnya jaring, maka udara malam terasa dingin. Salah satu fungsi inner untuk memerangkap panas tubuh penghuninya, tentu saja tidak berkerja optimal. Karena inner berbentuk jaring tadi.
Atas kondisi demikianlah, layering tubuh penghuni tarp tent perlu diperhatikan: pakai baju daleman (baselayer), jaket, kaos kaki wool, sarung tangan, penutup telinga, dan kantong tidur yang berkualitas baik.
Lewat tengah malam kondensasi tarp tent ini sudah lumayan parah.
Air kondensasi yang menempel di flysheet membasahi inner. Selanjutnya air tersebut sukses jatuh ke dalam melewati inner yang terbuat dari jaring. Akibatnya, badan penulis kejatuhan air. Beberapa jatuhan air mengumpul di lantai. Tentu membasahi kantong tidur juga.