Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mengapa Harus Ada Bank Syariah?

20 Oktober 2020   11:10 Diperbarui: 20 Oktober 2020   11:27 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: zonaekis.com)

Dunia perbankan konvensional selama ini memberikan layanan kepada semua sektor, prinsipnya lebih kepada keditur dan debitur. Selama agunan cukup, dan prospek bisnis baik, bank konvensional akan mengucurkan pinjaman. Debitur akan membayar bunga pinjaman sesuai laju bunga yang berlaku, padahal menurut hukum Islam bunga pinjaman tidak diperkenakan karena tergolong riba. Juga ada bisnis yang dikatagorikan haram sehingga bank seharusnya tidak mendukung bisnis ini.

Oleh sebab itu diperlukan adanya Bank dengan prinsip syariah, yang dikenal dengan Bank Syariah. Pengesahan berdirinya Bank Syariah dikuatkan oleh UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Bisnis Bank Syariah berdasarkan hukum Islam dengan prinsip keadilan dan keseimbangan, kemaslahatan dan iniversalisme dan tidak boleh bersinggungan dengan gharar, maysir, obyek haram, riba dan zalim.

Bank Syariah juga berfungsi atas fungsi sosial seperti menerims dana yang berasal dari hibah, infak, sedekah dan zakat, serta menyalurkan kepada pengelola wakaf.

Bila Bank konvensional memperoleh laba dari bunga pinjaman dan biaya administrasi atas setiap kegiatan perbankan, maka Bank Syariah memperoleh laba dari hasil usaha (bagi hasil dengan mitra) dan biaya administrasi atas jasa yang diberikan.

Selain diawasi oleh OJK, Bank Syariah juga diawasi oleh MUI, kegiatan yang diizinkan meliputi:

1. Mudharabah

Yakni perjanjian kerja sama antara pemilik modal dan pengelola dana, bila usaha menghasilkan keuntungan, maka dilakukan bagi hasil. Sementara bila usaha mengalami kerugian, maka seluruh kerugian menjadi tanggungan pemilik modal. Namun bila ditemukan penyelewengan, kecurangan, penyalah gunaan atau kelalaian yang dilakukan oleh pengelola dana maka menjadi tanggung jawab pengelola dana.

2. Musyarakah

Yakni perjanjian kerja sama antara dua atau lebih pemilik modal untuk mendirikan usaha bersama dan mengelola bersama. Keuntungan dan kerugian usaha akan dibagi berdasar besar kecilnya konstribusi modal.

3. Wadiah

Adalah titipan dari satu pihak ke pihak lain,

4. Murabahah

Adalah perjanjian jual beli yang melibatkan bank yang disepakati pihak penjual dan pembeli.

5. Salam

Adalah transaksi jual beli suatu barang tertentu antara pihak penjual dan pembeli dengan harga yang terdiri atas harga pokok barang dan keuntungan yang ditambahkannya telah disepakati bersama.

6. Istishna

Adalah transaksi jual beli dengan penyerahan barang yang dilakukan kemudian, sedangkan penyerahan uangnya dapat dicicil.

7. Ijarah

Adalah perjanjian pemindahan hak guna barang atau jasa dengan pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan.

8. Qardh

Adalah perjanjian pinjam-meminjam uang atau barang yang dilakukan tanpa ada orientasi keuntungan. Namun, pihak bank sebagai pemberi pinjaman boleh meminta ganti biaya yang diperlukan dalam kontrak Qardh.

9. Hawalah/Hiwalah

Adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya.

10. Wakalah

Adalah adanya pihak yang memberikan suatu objek perikatan yang berbentuk jasa atau dapat juga disebut sebagai meminjamkan dirinya untuk melakukan sesuatu atas nama diri pihak lain.

Secara garis besar perbedaan antara bank konvensional dan bank Syarih dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Bank konvensional berinvestasi secara bebas, bank Syariah hanya berinestasi pada usaha yang halal.

2. Bank konvensional menerapkan bunga pinjaman, bank syariah menerapkan bagi hasil

3. Bank konvensional menerapkan bunga pinjaman tetap, bank syariah nilai berubah tergantung kinerja usaha

4. Bank konvensional berorientasi  pada keuntungan dunia, bank syariah berorientasi pada kebahagiaan dunia dan akhirat.

5. Bank konvensional berhubungan dengan nasabah sebagai kreditur-debitur, bak syariah berhubungan sebagai mitra kerja.

Merger tiga Bank Syariah BUMN tentunya akan berdampak besar, karena Indonesia adalah negara dengan pemeluk agama Islam mayoritas, kokohnya Bank Syariah tentunya akan makin meningkatkan perekonomian masyarakat yang akan berimbas pada kemajuan perekonomian nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun