Kuncup Luka dan Kumbang Jantan
    Â
Kalimantan Timur terus berbenah. Kota dan kabupaten terus menggeliat. Inovasi dan tradisi dipadukan agar menarik generasi muda. Beberapa kabupaten berupaya mengubah dirinya untuk menjadi daerah yang memiliki daya tarik bagi wisatawan.
Aku tidak boleh ketinggalan dalam inovasi, khususnya inovasi di kalangan anak muda. Statusku sebagai mahasiswa tingkat akhir, mempunyai banyak peluang untuk memimpin adik-adik mahasiswa yang memiliki misi yang sama.
Ilmu yang aku dapatkan dari kampus harus diimplementasikan. Berbagai teori yang aku pelajari perlu diterapkan setelah diseleksi dan didiskusikan. Tidak mudah memang. Perlu mencari rekan dan kawan yang sepaham.
"Besok, saudara kembarmu akan datang ke rumah kita. Setelah kakek meninggal sepekan yang lalu, saudaramu tidak dapat konsentrasi dalam belajar. Tidak ada orang yang cocok diajak berdiskusi."
Begitu kalimat yang diucapkan ibu yang sempat aku rekam tadi pagi sebelum berangkat ke kampus. Ada sedikit rasa khawatir jika aku harus tinggal satu rumah dengan saudara kembarku. Namun, rasa khawatir itu aku buang jauh-jauh.
Urusan kamar, ibu yang mengatur. Aku disuruh pindah ke kamar depan, dekat kamar tamu. Saudara kembarku menempati kamar yang selama ini aku pakai. Barang-barangku sudah dipindahkan oleh asisten rumah tangga keluarga kami.
"Pokoknya, nanti kamu pulang dari kampus sudah ada kamar baru buatmu."
Demikian kalimat yang diucapkan ayah. Kesepakatan memang sudah dibuat. Sebagai anak yang dilahirkan lebih dahulu, selisih satu jam, aku harus menempati kamar depan. Adikku memang sudah minta kepada orang tua kami agar diperbolehkan menempati kamar yang selama ini aku tinggali.
Alasannya sangat sederhana. Kami sempat tertawa setelah mendengar alasan yang disampaikan adikku memilih kamar itu.