Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kuncup Luka dan Kumbang Jantan

21 April 2024   12:39 Diperbarui: 21 April 2024   12:44 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Abdul Rahman terlihat kembali tenang. Emosinya yang tiba-tiba meletup perlahan mereda. Air mineral yang tersaji di atas meja diambilnya dengan kasar. Gadis itu sedikit kaget melihat gerakan adikku yang kurang sopan.

Pembicaraan pun dilanjutkan dengan membahas program yang akan dijalankan adikku. Sebagai pemandu bakat, adikku terlihat cepat berubah pikiran. Kurang fokus. Sebagai kakaknya, aku berusaha memberikan masukan agar menjadi pertimbangan.

"Abang jangan ikut campur, dong. Biarlah saya putuskan sendiri apa yang harus saya lakukan," ucap adikku ketika aku memberi saran.

"Bukan maksudku untuk ikut campur. Kebetulan aku berada di sini. Aku hanya memberikan pandangan bukan pemaksaan," ucapku sedikit meninggi nadanya.

"Ya. Boleh kalau cuma masukan tapi jangan mendekte, ya!"

Agar suasana tidak semakin panas, aku minta izin dengan alasan akan ke kampus. Gadis 'Kuncup Luka' juga minta izin untuk pulang karena perjalanan ke Kutai Kartanegara cukup jauh. Ia mengucapkan terima kasih karena terpilih sebagai salah satu peserta yang akan dibimbing oleh adikku.

Abdul Rahman telihat kecewa. Namun, tidak dapat menahan tamu yang akan menjadi peserta didiknya dalam olah bakat. Dalam hati aku bersyukur karena tidak membiarkan seorang gadis hanya berdua-duaan dengan seorang perjaka.

===

Kota Raja akan kusinggahi 
Walau kendala sudah menanti                                                              
Tak ingin aku menelan sepi
Dalam gundah tiada bertepi

 

Kumbang Jantan, 15-03-2018

Begitu pesan WA yang kukirimkan kepada 'Kuncup Luka'. Aku yakin gadis itu akan paham tentang apa yang aku tulis. Berbalas puisi memang ada seninya. Kata-kata yang tepat harus dipilih agar tidak menimbulkan multitafsir.

Kuncup bunga akan sembunyi
Di balik Pohon tinggi
Khawatir Kumbang Jantan
Akan menjelma menjadi Arya Dwipangga 

 

Kuncup Luka, 15-03-2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun