Mohon tunggu...
Petrus Bima
Petrus Bima Mohon Tunggu... Teknisi - Ordinary Personal

Memelihara aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merayakan Ironi

13 Oktober 2021   15:00 Diperbarui: 13 Oktober 2021   15:04 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perjamuan tawa haha-hihi yang berdiri di ambang batas;

Entah memang teramat lucu,

Atau perih yang terlalu pedih, hingga luka yang memaparku aku kira itu bercanda.

Bagai ban meletus ketika sedang dikejar waktu yang kian menipis, semangat yang loyoh ku pompa dengan megap-megap sesegera mungkin aku tetap harus merayakan ironi;

Menangisi kebahagiaan, 

Menghidupi kematian rasa,


Memisahkan pertemuan dendam,

Mengheningkan keramaian berpikir,

Menelan ego yang muntah,

Dan menumpahkan kebohongan dari rasa percaya yang t'lah tertuang.

Kali ini aku benar-benar dipaksa optimis, dengan segala kekecewaan yang kutelan dari berbagai macam janji, baik yang tertulis maupun yang terucap. Memangnya kau sanggup ? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun