Film Merah Putih One For All, yang mengusung tema kebangsaan atau nasionalisme menjadi sentilan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.Â
Dalam sebuah unggahan, Badan Bahasa menyoroti soal tagline atau bahan promosi film tersebut, "film animasi anak Indonesia pertama bertema kebangsaan."
"Bahasa adalah identitas. Nasionalisme bukan hanya soal simbol merah putih, melainkan juga soal mempertahankan bahasa Indonesia di ruang publik," demikian tegas Badan Bahasa. Mengapa film yang mengusung tema kebangsaan justru menggunakan judul filmnya dengan gabungan bahasa asing?
Sutradara sekaligus produser eksekutif Endiarto akhirnya buka suara soal pembuatan film Merah Putih:Â One For All. Ditemui di kantor Perfiki Kreasindo di Gedung Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan, Endiarto menjawab semua pertanyaan yang menyoroti filmnya. Film Merah Putih: One For All yang tayang secara terbatas pada 14 Agustus 2025.
Salah satu pertanyaan yang dijawab oleh Endiarto tentang judul film yang menggunakan paduan kata bahasa Indonesia dengan basaha asing (Inggris). Endiarto melihat penggunaan Bahasa Inggris bisa lebih mengena ke anak-anak yang menjadi target marketnya.
"Kita kenapa pakai bahasa Inggris, ini kan bahasa yang familiar dan mudah. Supaya familiar aja di telinga anak-anak, kan ini konsumsi untuk anak-anak, bukan untuk dewasa atau remaja, apalagi kita orangtua," ujar Endiarto, Selasa (12/8/2025).
Gabungan atau paduan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dianggap telah menjadi bahasa yang umum dipakai anak-anak generasi Z, dan dianggap mudah diterima dan familiar bagi telinga anak-anak, apakah alasan ini dapat dibenarkan? Â
Nasionalisme sejatinya adalah sikap yang mengacu pada ideologi bangsa yang tidak bisa ditawar-tawar. Sehingga menjadikan target pasar pada anak-anak lewat penggunaan bahasa asing ke dalam film yang katanya dibuat karena terpanggil untuk membuat karya bertema kebangsaan (nasionalisme), menjadikan kualitas film Merah Putih One For All dipertanyakan secara keseluruhan.Â
Selain itu, menjadikan alasan anak-anak sebagai target pasar sehingga memberikan judul dengan gabungan bahasa Inggris karena dianggap sesuai atau familiar dengan Gen Z justru tidak tepat. Gen Z adalah mereka yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012, yang jika dihitung usia mereka sekarang adalah 13-28 tahun, artinya tidak satu pun dari generasi Z masih terbilang anak-anak.
Usia anak masuk ke dalam Fase Childhood (anak-anak), adalah fase perkembangan mulai umur 1atau 2 tahun sampai 10-12 tahun, fase ini diklasifikasikan lagi menjadi dua, yaitu early childhood (anak kecil) antara 1-6 tahun, dan later childhood (anak besar) antara 6-12 tahun. Usia di atas 12 tahun atau usia 13 tahun sampai 18 tahun sudah masuk kategori remaja.
Pada fase perkembangan usia anak, pendidikan bahasa yang dikaitkan dengan kebangsaan seharusnya diajarkan dengan baik, benar dan dengan perasaan bangga dalam berbangsa, bangga dengan bahasa Indonesia.Â
Pendidikan bahasa asing yang diberikan pada anak-anak di sekolah pun, tidak bertujuan untuk menasionalismekan bahasa asing tersebut ke dalam bahasa Indonesia hanya karena terdengar familiar.
Jadi, review film Merah Putih One For All yang katanya sengaja dibuat karena terpanggil untuk mengusung tema kebangsaan (nasionalisme) di hari kemerdekaan atau HUT RI ke-80, dari judulnya saja bisa ditarik kesimpulan bahwa nasionalisme dalam bahasa Gen Z yang ambyar, menunjukkan bahwa film ini gagal menerjemahkan tema kebangsaan atau sikap nasionalisme ke dalamnya.
Akhirnya, tanpa mengurangi rasa hormat atas usaha semua pihak untuk menghasilkan karya film animasi anak di hari kemerdekaan Indonesia. Tanpa harus menonton filmnya, judul film yang jelas-jelas menggunakan gabungan bahasa Inggris (asing) dengan alasan familiar atau umum dalam bahasa Gen Z, yang justru ambyar tetapi ditujukan untuk menggemakan kebangsaan (sikap nasionalisme), rasanya cukup di review dengan bintang 1. Â
Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Anak_Usia_Dini
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI