Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bahaya Mental Instan di Kalangan Generasi Z dan Cara Mengatasinya

8 April 2025   06:23 Diperbarui: 8 April 2025   09:59 3391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Supriyanto/SPY/Kompas.id) 

5. Keakraban pada media sosial atau internet yang terus menguat dan terindikasi menjadi kebutuhan pokok serta telah menjadi adiktif, membuat kemampuan berinteraksi sosial di dunia nyata kehilangan dayanya. Kemampuan yang hilang, termasuk dalam hal berkomunikasi secara nyata lalu diperparah oleh ketidakpedulian pada adab, sopan-santun, tata cara, etika, norma atau nilai-nilai.

Poin ancaman dan bahaya itu kemudian mulai tampak menggejala pula dalam dunia kerja. Terutama pada saat terjadi interview kerja gen Z.  

Salah satu perguruan tinggi swasta di Indonesia yang sering kali menempati urutan nomor satu disepuluh teratas dalam berbagai prestasi saja, ternyata tidak terlepas dari masalah yang sama tentang interview kerja.

Yaitu masalah komunikasi yang berhubungan dengan sikap dan perilaku yang menunjukkan mental instan dengan ketidakpedulian pada adab, sopan-santun, tata cara, etika, norma atau nilai-nilai yang cenderung meluntur. 

Sehingga tingkat kegagalan dalam proses rekrutmen di dunia kerja bagi alumni perguruan tinggi swasta tersebut, juga didominasi oleh sikap dan perilaku dalam melakukan interview. 

Hal itu menunjukkan bahwa mental instan sudah mulai menginfeksi berbagai generasi, terutama gen Z. Infeksi mental instan pun telah menyasar kalangan intelektual di perguruan-perguruan tinggi baik perguruan tinggi swasta maupun perguruan tinggi negeri. Lantas bagaimana cara mengatasinya?

Ada beberapa hal yang perlau dilakukan untuk mengatasi bertumbuh dan berkembangnya mental instan agar ancaman dan bahayanya berhenti menginfeksi mental orang-orang di berbagai generasi. Cara mengatasinya antara lain adalah berikut:

1. Menumbuhkan kemampuan menunda gratifikasi

Kemampuan menunda gratifikasi maksudnya adalah kemampuan untuk menunda kepuasan saat ini demi keuntungan, hasil atau capaian yang lebih besar di masa depan. Dengan mengembangkan kemampuan menunda gratifikasi, orang dapat lebih bijaksana dalam mengambil keputusan dan lebih mengutamakan kerja keras, berani menghadapi tantangan hidup dan tidak mudah menyerah.

2. Meningkatkan kesadaran diri

Meningkatkan kesadaran diri berarti berusaha menyadari dan memahami bahwa setiap pencapaian memerlukan proses, waktu dan usaha. Sehingga setiap orang bisa lebih bijaksana mengelola dan mengendalikan kebutuhan atau keinginannya sesuai dengan kemampuan yang ada saat itu dengan terus meningkatkan kemampuan diri. Kebijaksanaan itu lalu akan membentuk semangat kerja keras, motivasi maju dan peduli pada proses.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun