Mohon tunggu...
Sumarno
Sumarno Mohon Tunggu... Praktisi Komunikasi dan Media Sosial

Praktisi komunikasi dan media sosial. Saat ini bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah perusahaan di bilangan Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Media Sosial, Salah Satu Faktor Kunci Kemenangan Ahmad Luthfi di Pilgub Jateng

10 Desember 2024   14:06 Diperbarui: 10 Desember 2024   14:06 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi pemanfaatan media sosial dalam kampanye politik. Sumber: Bing Image Creator/Sumarno)

Pemilihan gubernur Jawa Tengah telah usai pada 27 November lalu. Pasangan Ahmad Luthfi -- Taj Yasin Maimoen, menurut hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, unggul terhadap pasangan Andika Perkasa -- Hendrar Prihadi. Berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas, suara untuk Luthfi -- Taj Yasin mencapai 59.30% sedangkan Andika -- Hendrar memperoleh 40.70%. Lembaga Survei Indonesia (LSI) juga menempatkan Luthfi -- Taj Yasin sebagai pemenang dengan 59.38% sedangkan Andika -- Hendrar meraih 40.62% suara. Data yang masuk di dua lembaga survei ini sudah 100%.

Sejumlah pihak menganalisis alasan kemenangan pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus ini, mulai dari pengaruh endorsement Joko Widodo, Prabowo Subianto, serta sejumlah artis nasional, pengaruh Taj Yasin Maimoen diakar rumput, sosialisasi Luthfi yang sudah jauh-jauh hari sudah dilakukan, hingga perihal dugaan keterlibatan "Partai Coklat" dalam pemenangan pasangan ini.

Penulis akan membahas dari aspek lain yakni penggunaan media sosial di masing-masing calon gubernur dan bagaimana masing-masing tim sukses mengeksplorasi "media baru" ini untuk meraup suara masyarakat Jawa Tengah. Hal ini cukup penting ditelisik mengingat media sosial merupakan "perang udara" yang melengkapi "perang darat" yang secara tradisional sudah ada dalam kampanye politik. Untuk menunjang pengamatan, penulis menggunakan alat analisa media sosial bernama Social Insider. Pengamatan dilakukan hanya pada akun resmi milik dua calon gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi dan Andika Perkasa.

Ahmad Luthfi teridentifikasi memiliki dua akun media sosial, yakni Instagram (@ahmadluthfi_official) dan TikTok (@ahmadluthfiofficial). Sementara Andika Perkasa menggunakan lebih banyak media sosial, di antaranya X atau dahulu Twitter ($ @andikaperkasa02), Facebook (@jenderaltniandikaperkasa), Instagram (@jenderaltniandikaperkasa), dan TikTok (@jenderaltniandikaperkasa).

Meski penggunaan media sosial Andika Perkasa lebih beragam, jumlah konten yang dibagikan ke pemirsa jauh lebih sedikit dibandingkan Ahmad Luthfi. Selama 1 -- 20 November 2024, Ahmad Luthfi sudah membagikan konten sebanyak 96 kali di Instagram. Jumlah yang dibagikan di TikTok jauh lebih banyak, yakni 218 konten. Di sisi lain, Andika Perkasa "hanya" membagikan konten sebanyak 10 (Instagram), Facebook (10), X (8), dan TikTok (6). Hampir sebagian besar konten yang Andika bagikan adalah mirroring ke semua wadah.

Tingkat keterjangkauan atau reach konten yang dibagikan Ahmad Luthfi jauh lebih unggul dibandingkan Andika Perkasa. Pada periode yang sama, video-video yang dibagikan Luthfi di TikTok sudah ditonton 24.651.232 kali, sementara Andika cuma 1.170.955. Di Instagram, video dan foto yang dibagikan Luthfi memperoleh reach sebesar 1.125.328 sedangkan Andika mendapatkan reach 903.561.

Engagement pengguna media sosial atas konten yang dibagikan juga lebih baik Ahmad Luthfi dibandingkan Andika Perkasa. Mantan Kapolda Jawa Tengah ini meraih engagement sebesar 337.520, sementara Andika memperoleh interaksi sebanyak 142.606 di Instagram. Di TikTok, engagement untuk Ahmad Luthfi tembus hampir 1 juta (908.478). Sedangkan Andika Perkasa hanya 10.192 engagement. Engagement adalah jumlah reaksi atau respon pengguna media sosial terhadap konten yang dibagikan, seperti likes, komentar, dan shares.

Ahmad Luthfi Efektif Menggunakan Media Sosial

Ahmad Luthfi beserta tim kampanyenya jeli memanfaatkan media sosial dengan fokus pada TikTok dan Instagram, dua media sosial yang tengah digandrungi anak-anak muda Indonesia.

Menurut data Statista  per 2023, pengguna Instagram di tanah air didominasi anak-anak muda dengan usia 18 - 24 tahun (30.8%) dan 25 - 34 tahun (30.3%). Di sisi lain, Data We Are Social 2024  menunjukkan bahwa Instagram menjadi media sosial paling banyak digunakan kedua di Indonesia setelah WhatsApp. WhatsApp sudah dipakai lebih dari 90%, diikuti Instagram (85.3%), Facebook (81.6%), TikTok (73.5%), Telegram (61.3%), X (57.5%), Facebook Messenger (47.9%), Pintrest (34.2%), Kuaishou/Kwai/Snackvideo (32.4%), dan Linkedin (25%).

Penggunaan Instagram dalam pemilihan kepala daerah 2024 semakin penting mengingat jumlah pemilih dalam pemilihan umum 2024 didominasi generasi Z dan milenial. Dari total 204.807.222 pemilih dalam Pemilu 2024, 66,8 juta dan 46,8 juta pemilih merupakan generasi milenial dan gen Z. Generasi Z adalah mereka yang lahir pada 1997 - 2012 atau berusia antara 9 - 24 tahun, sedangkan milenial atau gen Y adalah mereka yang lahir pada 1981 - 1996 atau berusia antara 25-40 tahun.

TikTok juga tidak kalah powerful dan signifikan dalam mempengaruhi sikap pemilih. Laporan terbaru menyebutkan bahwa platform ini mulai menggeser mesin pencarian Google sebagai tempat seseorang mencari informasi di internet. Berdasarkan hasil riset Morning Consult, gen Z saat ini sudah mulai menggunakan platform lain dalam pencarian informasi. 14% gen Z menyebut menjadikan aplikasi asal Tiongkok ini sebagai tempat pencarian informasi. Adapun sebesar 39% responden menjawab menggunakan Google untuk mencari informasi.

Merujuk beberapa hal di atas, Ahmad Luthfi -- Taj Yasin lebih leluasa mengkomunikasikan dirinya warganet di dunia maya, khususnya ke kalangan pemilih muda. Banyaknya informasi yang dibagikan Luthfi, di saat Andika Perkasa tidak fokus pada media sosial, membuat pengguna Instagram dan TikTok tidak mendapatkan informasi pembanding mengenai calon gubernur Jawa Tengah mengingat paparan tentang Andika Perkasa yang terbilang minim.

Pasangan nomor urut 2 ini juga lebih mudah mendapatkan atensi calon pemilih tanpa ada yang mengganggunya. Apalagi, konten-konten yang dibagikan Luthfi beraneka ragam dan kreatif sehingga mendapatkan engagement yang tinggi. Konten-konten Luthfi terbagi ke beberapa jenis konten, mulai dari endorsement (Joko Widodo, Prabowo Subianto, dan sejumlah artis papan atas tanah air), keluarga, lomba (dance competition), dan berbagai konten gimmick lainnya.

Tanpa ingin menyalahkan pihak tertentu di tim kampanye Andika Perkasa -- Hendrar Prihadi, sebab ada banyak faktor sebuah strategi kampanye politik diambil, seandainya saja pasangan Andika Perkasa - Hendrar Prihadi ikut fokus di media sosial mungkin hasilnya bisa mengubah keadaan.

Andika punya modal besar yang bisa dimanfaatkan dalam "serangan udara" ini, yakni sosoknya sebagai mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia. Sejauh pengamatan penulis, konten-konten terkait TNI kerap mendapatkan respon positif pengguna TikTok dan Instagram. Jikalau tema besar itu bisa diturunkan ke berbagai ide serta konten kreatif di media sosial, bukan tidak mungkin hasilnya bisa berbeda.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun