Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Pemerhati Isu-isu Pangan Lokal, mantan Peneliti Litbang Kompas

Senang menulis isu-isu pangan, lingkungan, politik dan sosbud kontemporer.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengembangkan "Growth Mindset" Selama Ramadan

7 Maret 2025   08:26 Diperbarui: 7 Maret 2025   08:26 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang pria sedang merefeksi diri (Sumber: stlamerican.com)

Mengubah pola pikir dari fixed mindset ke growth mindset selama Ramadan memerlukan kesadaran dan latihan. Salah satu caranya adalah dengan memahami bahwa setiap perubahan membutuhkan proses. Misalnya, kesulitan bangun sahur dapat mulai diubah dengan menyesuaikan jadwal tidurnya secara bertahap atau menggunakan alarm berulang untuk membentuk kebiasaan baru. Alih-alih mengatakan "Saya selalu gagal bangun sahur," pola pikir tersebut dapat diganti menjadi "Saya sedang melatih tubuh saya agar terbiasa." Dengan sikap seperti ini, seseorang tidak mudah menyerah dan akan terus mencoba sampai kebiasaan tersebut terbentuk.

Selain itu, menghadapi tantangan fisik dan mental dalam berpuasa juga bisa menjadi latihan untuk membangun growth mindset. Seseorang yang awalnya merasa lemah dan mengatakan, "Saya tidak kuat puasa," bisa mengubah pemikirannya menjadi "Hari pertama memang berat, tetapi tubuh saya bisa beradaptasi seiring waktu." Dengan mindset seperti ini, rasa lapar dan haus bukan lagi hambatan, melainkan bagian dari proses pembiasaan yang akan memperkuat ketahanan diri. Seiring waktu, tubuh pun beradaptasi, dari yang awalnya terasa sulit menjadi lebih ringan dijalani.

Khusyuk dalam ibadah juga sering menjadi tantangan bagi banyak orang, terutama mereka yang merasa sulit fokus dalam shalat atau membaca Al-Qur'an. Orang dengan fixed mindset mungkin berkata, "Saya tidak bisa khusyuk, pikiran saya selalu melayang," tetapi seseorang dengan growth mindset akan berkata, "Saya bisa melatih diri untuk lebih fokus, sedikit demi sedikit." Salah satu teknik yang bisa diterapkan adalah dengan memperbaiki niat sebelum shalat, membaca arti bacaan shalat, atau melakukan latihan mindfulness sebelum beribadah. Dengan terus berlatih, kita akan merasakan peningkatan dalam kualitas ibadahnya selama Ramadan.

Ilustrasi melatih diri untuk khusyuk dalam beribadah (Sumber: Kompas.com)
Ilustrasi melatih diri untuk khusyuk dalam beribadah (Sumber: Kompas.com)

Dengan menerapkan growth mindset selama Ramadan, kualitas ibadah bisa terus meningkat sekaligus mengembangkan mentalitas yang lebih tangguh dalam kehidupan sehari-hari. Jika seseorang bisa membangun kebiasaan berpikir positif dan terus belajar selama Ramadan, maka setelahnya, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan hidup dengan ketekunan, kesabaran, dan keyakinan bahwa mereka selalu bisa berkembang. Oleh karena itu, segera manfaatkan Ramadan sekarang sebagai kesempatan emas untuk melatih pola pikir berkembang, di mana setiap tantangan dilihat sebagai peluang untuk berubah menjadi lebih baik.

Menjaga Growth Mindset Setelah Ramadan

Ramadan sering kali menjadi momen perubahan diri yang signifikan, di mana seseorang berlatih disiplin, ketekunan, dan kesabaran dalam ibadah serta kehidupan sehari-hari. Namun, tantangan terbesar bukan hanya bagaimana menjalani Ramadan dengan baik, tetapi juga bagaimana menjaga growth mindset setelah bulan suci ini berlalu. Banyak orang yang merasa mengalami lonjakan spiritual dan kebiasaan positif selama Ramadan, tetapi kembali ke pola lama begitu Idulfitri tiba.

Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa Ramadan bukan hanya ritual tahunan, melainkan titik awal dari perjalanan perubahan diri yang lebih panjang. Dengan mempertahankan pola pikir berkembang, kita dapat terus memperbaiki diri dan menjadikan kebiasaan baik yang dibangun selama Ramadan sebagai bagian dari kesehariannya.

Salah satu cara efektif untuk menjaga growth mindset setelah Ramadan adalah dengan menerapkan refleksi harian, self-discipline, dan niat untuk terus berkembang. Refleksi harian bisa dilakukan dengan bertanya pada diri sendiri: Apa kebiasaan baik yang sudah saya bangun selama Ramadan? Bagaimana saya bisa mempertahankannya? Menuliskan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini dalam jurnal atau catatan pribadi dapat membantu seseorang tetap sadar akan progresnya.

Selain itu, self-discipline harus tetap dijaga, misalnya dengan tetap melaksanakan ibadah tepat waktu, menjaga pola makan sehat seperti saat berpuasa, serta terus menahan diri dari kebiasaan buruk. Kunci utamanya adalah menetapkan niat yang kuat untuk terus berkembang, tidak hanya selama Ramadan, tetapi juga sepanjang tahun.

Selain refleksi dan disiplin, ada beberapa strategi konkret yang bisa diterapkan untuk mempertahankan growth mindset dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah journaling, yaitu menulis perkembangan diri secara rutin untuk melihat bagaimana kebiasaan baik yang telah dibangun tetap berjalan. Dengan mencatat pencapaian kecil setiap hari, seseorang bisa lebih termotivasi untuk terus berkembang. Bergabung dalam kelompok kajian, komunitas pembelajaran, atau memiliki mentor yang bisa memberikan bimbingan akan membantu seseorang tetap konsisten dalam perjalanan perubahan dirinya. Membaca buku, mendengarkan ceramah, atau mengikuti kursus yang bermanfaat dapat memperluas wawasan dan menjaga semangat untuk terus berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun