Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Akhir Hari

11 Februari 2024   17:34 Diperbarui: 11 Februari 2024   17:49 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Freepik

Di tepi senja yang merona, aku pandang langit, indahnya memesona. Bibirnya merah, senyum yang menggoda, menyapa hati, damai yang tercipta.

Di hamparan awan, pelangi terbentang, warna-warni indah, menyapa hati yang hening. Namun di balik itu, ada getir yang tersimpan, rahasia alam, tak terbaca oleh akal manusia.

Dalam redup senja, aku berpikir, tentang hidup yang singkat, tentang mimpi yang tercipta. Mengalir seperti air, tak dapat kugapai, seperti burung-burung, bebas melayang di angkasa.

Akhir hari menjelang, langit mulai gelap, bintang-bintang menyala, menari di langit malam. Aku pun terdiam, merenung dalam sendu, menghadapi keheningan, dalam ruang kesunyian.

Namun dalam kegelapan, ada cahaya yang menyinari, harapan yang tersembunyi, menyambut pagi yang kembali. Meski malam datang, siang pun akan menjelma, di setiap akhir hari, ada awal yang tersimpan.

Akhirnya, dalam redup senja yang merona, aku menemukan arti, dalam setiap detik yang berlalu. Hidup adalah perjalanan, dari senja ke senja, menuju akhir yang tak terjangkau, menuju keabadian.

***
Solo, Minggu, 11 Februari 2024. 5:29 pm
Suko Waspodo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun