Mohon tunggu...
Suhendrik Nur
Suhendrik Nur Mohon Tunggu... Freelancer - Manusa biasa yang tak berharap apa-apa

Bergerak di literasi jalanan (Perpustakaan Jalanan) Bambu Pena Indramayu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Sejumput Kenangan tentang Ibu

12 Mei 2022   21:57 Diperbarui: 12 Mei 2022   22:12 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibu edition by Canva (dokpri)

Ibu ajari aku menulis puisi
Bulir bulir keringatnya menjadi nasi
Airmatanya adalah minyak bagi api
Sihir mu bekerja sedari pagi

Bapak jarang punya uang kertas
Tapi kopinya selalu panas
Tak pernah kau biarkan hingga ampas
Kepul asap bapak tak pernah putus sepanjang bernafas

Ibu mengajari aku berpuisi
Aku ingin seperti orang-orang
Pulang kerumah membawa senyum berseri
Kata katanya berubah menjadi uang

Bapak pulang jarang membawa uang
Duduk diplatar rumah dengan senyum riang
Menahan peluh juga sedih tak bisa memberi makan
Bercerita tentang kerasnya hidup kepada anaknya yang hanya seorang perangkai kata.

Katanya ;
Hidup ini seperti lagu, maaf nak bila nada mu penuh dengan nada sendu

Indramayu, 4 September 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun