Perawat yang merasa bahwa manajemen di tempat kerja mereka serius dalam mencegah kekerasan, cenderung lebih mau melaporkan. Sebaliknya, jika mereka merasa tidak didukung, mereka akan memilih diam.
3. "Melapor Juga Percuma"
Ini adalah alasan paling utama! Banyak perawat merasa bahwa tidak akan ada perubahan meskipun mereka sudah melapor. Perasaan pesimis ini menjadi penghalang terbesar. Selain itu, mereka juga merasa tidak tahu cara melapor secara formal, kurangnya dukungan dari atasan, atau alasan pribadi lainnya.
Apa Solusinya?
Penelitian ini menunjukkan bahwa rumah sakit atau institusi kesehatan harus bertindak. Untuk mendorong perawat berani melapor, perlu ada beberapa perubahan mendasar:
Sistem Pelaporan yang Lebih Mudah: Buatlah proses pelaporan yang tidak rumit dan terjamin kerahasiaannya.
Dukungan Penuh dari Pimpinan: Manajer dan atasan harus menunjukkan komitmen nyata untuk menindaklanjuti setiap laporan. Perawat harus merasa didukung, bukan dihakimi.
Edukasi dan Pelatihan: Berikan pelatihan tentang bagaimana cara melaporkan dan apa yang akan terjadi setelah laporan dibuat, agar perawat tidak lagi merasa "tidak tahu".
Dengan memahami alasan-alasan di balik keengganan ini, kita bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan mendukung bagi para pahlawan kesehatan kita.
Ref: Lee, Jenny, et al. "Nurses' Workplace Violence Reporting Behaviours and Reasons for Not Formally Reporting: A CrossSectional Secondary Analysis." Journal of Clinical Nursing (2024).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI