Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suara Keadilan Tak Boleh Bungkam

31 Agustus 2025   11:24 Diperbarui: 31 Agustus 2025   11:24 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suara Keadilan Tak Boleh Bungkam

Satu nyawa telah direnggut
Di tengah hiruk yang enggan mereda
Meninggalkan jejak luka yang menampar nurani
Menjadi tanya yang menggema di dada
Apakah keadilan masih sanggup berdiri?

Ia bukan hitungan sunyi
bukan sekadar berita singkat di media
Ia merupakan napas yang direnggut paksa
diberhentikan oleh tangan yang tak peduli.

Namun jutaan suara tak boleh bungkam
Tak boleh retak oleh ancaman
Tak boleh redup oleh tipu daya
Sebab dari setiap darah dan air mata
Tumbuh tekad yang lebih kokoh
Bahwa kebenaran merupakan obor yang mesti dijaga
Sehingga  negeri ini tak terjerat dalam gulita

Satu nyawa yang gugur bukanlah senyap
Ia sebagai api yang menerangi naluri
Menjadi gema yang mengingatkan
Sebagai saksi yang menuntut langkah
Agar bangsa ini tak lupa
Bahwa darah tak boleh sia-sia
Sebab, hidup terlalu mulia
untuk digadaikan pada rakusnya kuasa.

Jutaan suara mesti menjaga
Menjadi benteng tak tergoyahkan
Agar negeri ini tak larut
Dalam gelap yang dibiarkan berkuasa

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun