Mohon tunggu...
Subarkah
Subarkah Mohon Tunggu... Freelance

Suka nulis, suka nonton film, suka baca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yang Masih Bisa Diselamatkan

3 Juli 2025   09:19 Diperbarui: 3 Juli 2025   04:29 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Nong on Unsplash 

 

Saat dunia terasa runtuh, sebuah buku tua dan kalimat dari orang asing menjadi pijakan terakhirnya. Cerita reflektif tentang titik balik tak terduga, untuk siapa pun yang pernah hampir menyerah.

Jam di dinding kafe menunjuk angka sembilan, tapi terasa seperti tengah malam. Lampu neon di pojok bergetar pelan, memantulkan bayanganku yang samar di kaca jendela. Aku duduk di kursi paling pojok, tempat biasa orang-orang sendirian menghindari keramaian. Kopi moka di hadapanku sudah dingin sejak sejam lalu.

Aku tidak tahu pasti kenapa ke sini malam-malam begini. Hanya tubuh yang berjalan sendiri, seperti sedang menyelamatkan jiwa dari tenggelam.

Hari ini wawancara kerja keempatku gagal lagi. Pewawancara hanya tersenyum sopan sebelum berkata, “Terima kasih sudah datang, ya.” Itu biasanya berarti, kami tidak akan menghubungi Anda lagi.

Di ponsel, ada dua pesan tak terbuka dari Ibu. Yang pertama: “Kapan pulang? Bapak tanya.” Yang kedua hanya satu kata: “Sedih.”

Aku tak punya tenaga membuka keduanya.

Minggu ini aku seperti menonton hidupku dari balik layar kaca—segala yang kulakukan terasa datar, seperti bunyi jam dinding yang berdetak tapi tak membawa apa-apa. Aku mulai mempertanyakan semuanya: ke mana semua waktu kuliah, lembur magang, nilai bagus, dan lomba-lomba itu membawa?

Kenapa hidup tak kunjung terbuka?

Kupalingkan wajah dari jendela dan menatap lampu gantung yang menggantung rendah. Dari meja seberang, ada suara kursi kayu yang digeser pelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun