Mohon tunggu...
Stephen G. Walangare
Stephen G. Walangare Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kunang-kunang kebenaran di langit malam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Eksposisi 1 Korintus 12:27

23 April 2018   09:30 Diperbarui: 22 Juli 2018   02:41 1147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Definisi ini penting untuk kita perhatikan baik-baik terutama dalam menilai kesungguhan pertobatan seseorang. Di dalam Roma 10:9-10, ada hal yang bisa dilihat dan yang tidak bisa dilihat. Pengakuan dari mulut bisa diketahui orang, percaya dalam hati tidak bisa diketahui seseorang. Kesejatian iman seseorang sulit diukur dari hal-hal yang tidak bisa diverifikasi kebenarannya. Apakah orang itu termasuk anggota gereja yang tidak terlihat yang Allah pandang dan akui? Kita tidak bisa melihat hatinya. Kita hanya bisa mengetahui dari perkataannya, perilakunya, dan hal-hal lain yang membuktikan pertobatannya.

Alkitab berkali-kali mengingatkan kepada kita bahwa ada orang-orang tertentu yang tampaknya menjadi anggota dari gereja, ternyata mereka bukan anggota gereja sebagaimana Allah melihatnya (1Yoh. 2:18-19). Kita juga tahu bahwa Tuhan Yesus berulang kali memperingatkan tentang nabi-nabi palsu yang menyamar sebagai domba, padahal mereka adalah serigala. Serigala di tengah domba secara sekilas akan sangat sulit untuk dibedakan karena kemiripan ukuran tubuh, warna tubuh, dan sebagainya (Mat. 7:15-16).

Kita bisa terkecoh dan salah menilai orang. Namun Allah tidak pernah salah melihat gereja yang tidak terlihat (2Tim. 2:9; Ibr. 12:23). Allah tahu persis siapa yang percaya dan siapa yang tidak percaya. Penampilan mungkin saja mengecoh. Keaktifan dan rutinitas bukan ukuran iman yang sejati. Jabatan gerejawi yang tinggi tidak menjamin mereka menjadi anggota dari gereja yang tidak terlihat sebagaimana Allah melihatnya. Tugas kita adalah mengamati dan mengevaluasi dengan kriteria yang benar. Bersyukurlah kalau kita sudah menjadi anggota dari gereja yang tidak terlihat.

Konsep tentang tubuh Kristus berhubungan dengan kepemilikan Kristus

Keempat, konsep tentang tubuh Kristus berhubungan dengan kepemilikan Kristus. Di 12:12 Paulus menutup keragaman dan kesatuan dengan frasa “yaitu Kristus”. Sekarang ia menggunakan ungkapan yang sedikit berbeda (“tubuh Kristus”) untuk menyampaikan ide teologis yang lain. Secara tata bahasa, bentuk genitif “Christou” yang dipakai di sini menunjukkan kepemilikan. Sesuai konteksnya, bentuk genitif di sini merujuk pada apa yang dimiliki Kristus. Fungsi kata ‘Kristus’ dalam frasa ‘tubuh Kristus’ adalah untuk menunjukkan kepemilikan. Mereka semua adalah tubuh milik Kristus.

Bagi jemaat Korintus, isu kepemilikan memiliki relevansi yang sangat berarti. Mengapa? Mereka rentan terhadap pengultusan para pemimpin (1:12; 3:5, 22) maupun kehormatan bagi orang-orang kaya (11:21-22). Mereka perlu mengetahui bahwa pemilik jemaat adalah Kristus, bukan para rasul (Kefas, Paulus, Apolos). Anggota yang terlihat rendah bukan milik anggota lain yang terlihat lebih terpandang. Tidak ada relasi kepemilikan secara horizontal. Kita semua adalah milik Kristus. Dengan kesadaran tentang hal ini, kita membangun rasa memiliki (sense of belonging) terhadap gereja kita.

Kepemilikan Kristus di sini juga harus dipahami sebagai kontras terhadap kelompok sosial yang lain. Gereja bukan hanya sebuah perkumpulan, kelompok, atau organisasi sosial. Kontras ini akan menjadi lebih kentara apabila seandainya penggunaan dan penguraian metafora tubuh di 12:12-26 memang memiliki keterkaitan dengan penggunaan metafora yang sama dalam konteks politik atau sosial.

Sebagai sebuah organisme spiritual, gereja harus menunjukkan kesatuan dan kebersamaan yang lebih kuat dan indah daripada kelompok sosial yang lain. Dasar dari relasi dan interaksi sosial kita jauh lebih kuat. Kita semua tidak boleh terpecah-pecah, karena untuk menyatukan kita Kristus telah merelakan tubuh-Nya dipecah-pecahkan bagi kita (11:24). Demikian pula untuk menyatukan kita menjadi satu umat perjanjian, Kristus telah menumpahkan darah-Nya (11:25). Tubuh dan darah Kristus merupakan dasar bagi kesatuan jemaat (10:16-17). Dia layak menjadi pemilik jemaat! Tuhanlah yang empunya kita.

Betapa indahnya implikasi yang ditimbulkan dari pemahaman konsep semacam ini! Perebutan kekuasaan di dalam gereja tidak perlu terjadi. Sebab yang memiliki gereja adalah Kristus sendiri. Yang kita pikirkan bukanlah perasaan kita, tetapi bagaimana gereja sebagai milik Kristus bisa lebih bertumbuh ke arah kedewasaan rohani. Orang-orang tertentu tidak boleh merasa diri punya kuasa di dalam gereja. Sekaya apapun, setinggi apapun jabatannya, yang memiliki gereja tetap adalah Kristus sendiri.     

Konsep tentang tubuh Kristus bersifat kolektif maupun individual

Kelima, konsep tentang tubuh Kristus bersifat kolektif maupun individual. Pembacaan secara sekilas sudah cukup untuk menemukan nuansa ketunggalan dan keunikan di dalam ayat ini melalui frasa “kamu masing-masing”. Penyelidikan lanjutan terhadap teks Yunani memperlihatkan perpaduan bentuk jamak dan tunggal dalam frasa ‘kalian masing-masing adalah anggotanya’ (mele ek merous, ayat 27b). LAI:TB mencoba untuk mempertahankan aspek kejamakan melalui penambahan kata ‘semua’ di ayat 27a (“kamua semua adalah tubuh Kristus”). Tidak ada kata “semua” dalam teks Yunani. Penambahan ini bisa dimengerti karena Paulus memang memaksudkan bahwa kalian (secara jamak) adalah tubuh Kristus dan masing-masing (secara tunggal) adalah anggotanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun