Mohon tunggu...
Stephen G. Walangare
Stephen G. Walangare Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kunang-kunang kebenaran di langit malam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Eksposisi 1 Korintus 12:27

23 April 2018   09:30 Diperbarui: 22 Juli 2018   02:41 1147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peringatan secara eksplisit juga dilakukan oleh Paulus di pasal 11:16 dengan cara memperingatkan jemaat Korintus untuk memperhatikan kebiasaan gereja-gereja lain. Mereka menabrak cara berpenampilan laki-laki dan perempuan. Mereka tidak boleh bersikap arogan dan hidup sesuka mereka. Etika dalam kekristenan bukan hanya masalah ‘benar atau salah’, tetapi juga perhatian terhadap orang lain (8:1, 7-8). Paulus secara eksplisit mengingatkan jemaat Korintus untuk tidak sombong dan merasa diri sebagai “the church of God/the body of Christ.” Seolah-olah mereka adalah yang paling hebat dan yang nomor satu di antara semua gereja.

Dengan kata lain, Paulus sebetulnya sedang mengingatkan bahwa implementasi konkret konsep tentang tubuh Kristus dalam gereja lokal tidak boleh mengabaikan konsepnya yang lebih luas: gereja secara universal. Gereja secara universal memang tidak terlihat. Namun kita semua di segala tempat dan abad bersatu dalam gereja universal.

Hal ini menjadi peringatan bagi kita yang kadangkala menganggap orang lain lebih rendah daripada kita. Kadangkala kita merasa diri tidak perlu belajar dari orang lain. Itu semua adalah kesombongan yang dibenci Allah. Kesadaran bahwa kita adalah salah satu anggota dari gereja universal sebagai satu tubuh Kristus seharusnya membuat kita belajar peduli dan mengapresiasi orang lain.

Di banyak gereja, Pengakuan Iman Rasuli masih diucapkan bersama-sama di setiap ibadah minggu. Pengakuan Iman Rasuli dimulai dengan sebuah kalimat yang terdengar sangat klise sekali, “Bersama dengan gereja di segala tempat dan abad, marilah kita mengingat pengakuan pada baptisan kita menurut Pengakuan Iman Rasuli.” Di dalamnya terdapat sebuah pengakuan bahwa kita memercayai gereja yang kudus dan am (satu/katolik).

Dengan kata lain, tiap kali kita mengucapkan bagian tersebut, kita diingatkan bahwa kesatuan gereja tidak bisa dibatasi oleh denominasi, tidak bisa dibatasi oleh teologi tertentu, tidak bisa dibatasi oleh bangunan tertentu. Kita meyakini bahwa ada kesatuan dengan gereja-gereja yang lain. Karena itu saat ini kita akan membahas sebuah istilah di dalam dunia teologi yang sangat bermanfaat untuk kita pahami, yaitu “gereja universal”.

Gereja universal adalah kumpulan orang percaya di segala abad dan di segala tempat. Definisi ini mengandung dua hal yang penting. Pertama, kumpulan orang menyiratkan jumlah yang banyak. Yang ditekankan di sini adalah “kumpulan” dan “kesatuan iman yang benar”, bukan bangunan atau keseragaman denominasi. Selain aspek kumpulan, kita juga perlu mengingat aspek kesatuan iman. Orang-orang percaya bisa disebut sebagai gereja universal karena mereka berbagi iman yang sama. Hal ini perlu ditegaskan di tengah gaya fellowship komunitas tertentu yang hanya menekankan kumpulan, persekutuan, dan kesamaan dalam arti kebersamaan. Mereka seringkali mengabaikan apa yang dimaksud dengan kesatuan iman. Pertumbuhan gereja yang sehat adalah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah (Ef. 4:13), bukan hanya kesatuan yang bersifat kebersamaan dan kesehatian.

Dengan kata lain, siapapun yang mengklaim dirinya sebagai orang Kristen belum tentu mereka adalah bagian dari gereja yang universal. Semuanya akan diukur berdasarkan kemurnian iman mereka dan ketepatan pengetahuan mereka tentang Anak Allah. Siapa saja yang memercayai injil yang palsu (Gal. 1:6-9), menyangkali doktrin-doktrin dasar kekristenan (1 Yoh. 4:2-3), atau menolak Yesus sebagai Anak Allah (1 Yoh. 5:16-17) bukan tergolong anggota gereja universal. Kita tidak perlu berdoa melalui orang-orang kudus yang sudah meninggal dunia. Kita tidak boleh berdoa kepada Maria. Karya Kristus sudah sempurna untuk keselamatan dan kehidupan rohani kita. Menambahi dengan yang lain lagi berarti menyangkali kesempurnaan penebusan Kristus. Konsep semacam ini tidak bisa ada bersamaan di dalam gereja universal.

Sekali lagi, tidak semua orang yang berada di dalam gereja adalah anggota dari gereja universal. Tidak semua kumpulan orang Kristen yang menamakan dirinya Kristen adalah bagian dari gereja universal. Kita perlu mengamati iman kita dan mereka. Apakah ada iman yang sejati terhadap Injil Yesus Kristus? Apakah pengetahuan tentang Anak Allah benar-benar sesuai dengan Alkitab? Orang-orang yang hanya mengakui Yesus sebagai allah (ciptaan pertama yang diperlakukan seperti allah tetapi bukan Allah) bukan merupakan bagian dari gereja yang universal. Berbagai macam ajaran sesat dalam kekristenan tidak layak untuk disebut sebagai bagian dari gereja universal karena mereka tidak berbagi iman yang sama.

Pendeknya, gereja universal adalah semua orang percaya di segala tempat dan abad yang berbagi persekutuan dan berbagi kesatuan yang iman; setiap kita yang sungguh-sungguh mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Mungkin kita pernah melihat orang yang mungkin menyebut dirinya Kristen, yang mungkin rajin beribadah di sebuah gereja, tetapi kita bingung apakah iman mereka adalah iman yang sejati. Perilaku mereka tampaknya tidak sesuai dengan apa yang mereka yakini. Kita seringkali tertipu karena mengiranya sebagai orang Kristen. Gejala semacam ini dapat dipahami melalui sebuah istilah,

yaitu gereja yang tidak terlihat (invisible church). Apa yang dimaksud dengan gereja yang tidak terlihat? Di dalam dunia teologi, gereja yang tidak terlihat didefinisikan sebagai kumpulan orang percaya sebagaimana Allah melihatnya dengan Kristus sebagai Kepala (Ef. 4:6) dan Gembala Agung (Ibr. 13:20; 1Pet. 5:4).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun