Mohon tunggu...
Stephen G. Walangare
Stephen G. Walangare Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kunang-kunang kebenaran di langit malam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Eksposisi 1 Korintus 12:27

23 April 2018   09:30 Diperbarui: 22 Juli 2018   02:41 1147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep tubuh Kristus berhubungan dengan identitas gereja

Kedua, konsep tubuh Kristus berhubungan dengan identitas gereja. Kata lain yang menarik di ayat 27 adalah “este” (lit. ‘kalian adalah’). Kata ini adalah kata yang benar-benar eksplisit dan membuat kita tidak mungkin bisa salah paham. Pemilihan kata ini mengindikasikan bahwa Paulus sedang menegaskan status atau posisi atau identitas jemaat Korintus. Ia tidak mengatakan, “Kalian seperti/seumpama tubuh Kristus” atau “Kalian seharusnya menjadi tubuh Kristus”. Paulus mengatakan bahwa jemaat Korintus adalah tubuh Kristus.

Kata “adalah” mengandung makna identitas dan sebuah status (bdk. Mat. 5:13-16). Tubuh Kristus bukanlah merupakan impian, melainkan sebuah identitas. Kesan yang sederhana tidak lantas menjadikan ayat ini kurang penting. Mereka benar-benar tubuh Kristus!

Identitas sebagai tubuh Kristus ini dihasilkan dari karya Roh Kudus (12:12-13), bukan karena usaha kita sendiri. Paulus tidak mengatakan bahwa kita harus berusaha supaya menjadi tubuh Kristus. Allah sendiri telah mengatur setiap jemaat menjadi satu tubuh (12:6, 18, 24, 27). Dengan kata lain, kita menjadi tubuh Kristus karena karya Allah di dalam hidup kita. Roh Kudus sudah memberikannya kepada kita. Kita adalah tubuh Kristus.

Identitas menentukan perilaku kita. Dalam bagian lain surat ini, Paulus sudah menjelaskan pentingnya identitas gereja dalam kaitan dengan tindakan konkret. Misalnya, jemaat secara kolektif adalah bait Roh Kudus (3:16-17). Siapa saja yang berusaha membinasakan jemaat dengan ajaran-ajaran duniawi, ia tidak akan lepas dari hukuman Allah (3:17)! Identitas gereja sebagai Bait Allah memiliki implikasi dari sisi perilaku: siapa yang merusak Bait Allah, maka Allah akan menghukum orang itu. Dengan demikian, identitas mempengaruhi perilaku.

Secara individual, setiap orang Kristen juga adalah bait Roh Kudus (6:19-20). Itulah sebabnya kita tidak seharusnya menggunakan tubuh kita untuk melayani dosa (6:12-18)! Jemaat Korintus menggunakan tubuh mereka untuk dilacurkan. Mereka berzinah dan menganggap diri tidak bersalah. Terhadap orang-orang seperti ini, Paulus mengingatkan identitas mereka bahwa tubuh mereka adalah Bait Roh Kudus. Karena itu, tidak boleh kita memperlakukannya dengan sembarangan. Sekali lagi, identitas menentukan perilaku. Gaya hidup kita harus sesuai dengan identitas kita.

Status kita sebagai tubuh Kristus bukan diberikan oleh pendeta. Sedominan apapun figur dalam gereja itu, dia tidak akan bisa memberi kesatuan yang alkitabiah. Yang menyatukan adalah identitas kita sebagai tubuh Kristus. Inilah yang membuat kita satu. Suka atau tidak suka, sadar atau tidak sadar, kita adalah satu tubuh di dalam Kristus. Identitas mendahului aktivitas. Hiduplah sesuai dengan identitas kita. Kalau kita adalah tubuh Kristus, seharusnya identitas itu memengaruhi perilaku kita. Sudahkah perilaku kita sesuai dengan status kita?

Konsep tentang tubuh Kristus berhubungan dengan gereja secara universal

Ketiga, konsep tentang tubuh Kristus berhubungan dengan gereja secara universal. Dalam poin pertama kita sudah belajar bahwa tubuh Kristus berkaitan dengan aplikasi konkret dalam gereja lokal. Sebagaimana kesatuan secara universal tidak mengabaikan kesatuan secara lokal, demikian pula sebaliknya. Kesatuan universal tetap perlu dipertahankan.

Konsep teologis ini tersirat dari ketidakadaan artikel di depan ‘tubuh Kristus’. Sebagian penafsir secara cermat memperhatikan hal ini. Walaupun terkesan sepele, namun poin gramatikal ini cukup penting. Dalam teks Yunani, tidak ada artikel di depan kata “tubuh”. Seandainya Paulus menggunakan artikel (‘kalian adalah tubuh Kristus itu’) sebagaimana diterjemahkan NIV/NRSV dengan kata “the”, maka akan menimbulkan kesan superioritas jemaat Korintus atas jemaat-jemaat lokal yang lain. Hal ini jelas akan bersifat kontraproduktif, karena jemaat Korintus memang cenderung sombong (3:18; 4:7; 8:1) karena kecerdasan mereka dari pembelajaran filsafat. Ketiadaan artikel ini menunjukkan bahwa jemaat Korintus hanyalah salah satu dari bagian tubuh Kristus secara universal.  

Di bagian sebelumnya Paulus bahkan sudah beberapa kali menyinggung tentang kebersamaan dalam gereja universal, salah satunya secara implisit di 1 Korintus 1:2. Kelimpahan ragam karunia rohani yang dimiliki jemaat Korintus (1:5) tidak membuat mereka berbeda dengan orang-orang lain di segala tempat yang menyebut nama Tuhan Yesus (1:2). Jemaat Korintus merasa sombong karena memiliki banyak pengetahuan dan karunia. Penambahan frasa “dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita” di 1:2b sebenarnya tidak diperlukan dan agak janggal karena surat ini ditujukan khusus untuk jemaat Korintus. Penambahan ini dimaksudkan untuk mengingatkan kesamaan antara jemaat Korintus dan jemaat-jemaat lain di hadapan Kristus. Kesatuan dengan gereja-gereja lain itulah yang ditekankan sejak awal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun