Mohon tunggu...
Stephen G. Walangare
Stephen G. Walangare Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kunang-kunang kebenaran di langit malam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Eksposisi 1 Korintus 12:27

23 April 2018   09:30 Diperbarui: 22 Juli 2018   02:41 1147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paulus bisa saja mengatakan bahwa setiap jemaat adalah tubuh Kristus. Namun ia ingin memberikan penekanan kepada jemaat Korintus bahwa mereka adalah tubuh Kristus. Seolah-olah Paulus ingin menantang mereka supaya hidup sesuai dengan status sebagai tubuh Kristus. Mungkin kita sudah mengetahui bahwa gereja adalah tubuh Kristus. Sekarang kita juga sudah mengetahui bahwa gereja lokal adalah tubuh Kristus. Apakah kita sudah hidup seperti tubuh Kristus?

Sekarang ini ada sebuah gerakan ekumenikal yang ingin menyatukan semua orang Kristen lintas denominasi dan teologi. Beberapa orang yang ekstrem di dalam kalangan ini menganggap bahwa denominasi adalah hal yang jahat dan negatif. Suatu upaya yang menurut saya positif jika ditinjau dari realita kepedulian di antara kalangan Kristen. Namun kita juga perlu mempertanyakan apakah kesatuan secara abstrak itu (saling menerima satu dengan yang lain) sudah terwujud secara konkret dimulai dari gereja lokal? Jika sebuah gereja lokal tidak terbiasa mengimplementasikan konsep gereja sebagai tubuh Kristus, maka percuma saja jika gereja lokal itu merasa diri sebagai tubuh Kristus bersama dengan gereja-gereja yang lain. Jika di dalam sebuah komunitas kecil yang bisa bertemu setiap minggu saja konsep itu tidak pernah diterjemahkan secara konkret, maka konsep itu akan menjadi semakin sulit dilakukan dalam konteks yang lebih luas.

Beberapa di antara kita mungkin pernah berjumpa dengan orang-orang tertentu yang menamakan dirinya Kristen yang membaca Alkitab, berdoa, tetapi tidak pernah datang ke dalam gereja. Mereka tidak pernah beribadah bersama-sama dengan orang-orang Kristen yang lain. Mereka merasa bahwa gereja tidak selalu harus dibatasi oleh bangunan. Mereka adalah gereja itu sendiri.

Ada banyak alasan mengapa mereka tidak mau pergi ke satu gereja lokal, apalagi berkomitmen di dalamnya. Salah satunya adalah karena mereka memiliki konsep teologis yang keliru. Mereka melupakan betapa pentingnya keanggotaan di dalam sebuah gereja lokal. Untuk menjawab persoalan ini, ada baiknya kita menengok sejarah kita sendiri.

Kesatuan gereja mula-mula mereka bukan hanya kesatuan secara rohani (disatukan oleh Kristus sebagai Gembala Agung dan Kepala Gereja). Mereka juga disatukan secara praktis (jasmani/kasat mata). Dengan kata lain, anggota gereja universal harus bergabung dengan suatu gereja lokal tertentu, seperti jemaat mula-mula yang bertekun dalam ibadah bersama dan dalam persekutuan (Kis. 2:42-47; 4:32-37). Mereka suka untuk berkumpul bersama bersekutu untuk mendengarkan pengajaran para rasul, untuk memecahkan roti bersama-sama, memuji Tuhan bersama-sama, saling mengasihi, dan saling menolong satu dengan yang lain. Gereja mula-mula tidak mengabaikan betapa pentingnya keanggotaan dalam sebuah gereja lokal atau persekutuan yang konkret bersama-sama dengan orang-orang percaya yang lain di dalam sebuah gereja lokal.

Saya akan memberikan lima alasan mengapa kita harus memiliki keanggotaan dan komitmen dalam sebuah gereja lokal. Pertama, persekutuan dalam gereja lokal menyediakan ibadah bersama yang diwarnai dengan kasih, perhatian, dan nasihat untuk pertumbuhan rohani semua jemaat (Ibr. 10:24-25). Di dalam perikop ini penulis Surat Ibrani menyinggung tentang orang-orang yang sudah mulai meninggalkan persekutuan bersama.

Kedua, persekutuan dalam gereja lokal memungkinkan orang-orang percaya untuk saling melayani satu dengan yang lain (1Kor. 12:12-31). Karya pertobatan Roh Kudus membuat kita memiliki karunia-karunia tertentu yang harus kita pakai untuk melayani orang lain. Konteks yang paling jelas bagi kita - walaupun bukan satu-satunya - adalah ketika kita memakai karunia-karunia itu di dalam gereja lokal. Pada saat yang sama kita melayani dan juga dilayani.

Ketiga, persekutuan dalam gereja lokal menyediakan pertumbuhan yang seimbang bagi kita karena disediakan berbagai jenis karunia rohani untuk kepentingan bersama (Ef. 4:11-13). Karena setiap orang dipercayakan karunia yang berbeda-beda, maka pada saat karunia itu digunakan bersama-sama untuk kepentingan bersama, masing-masing orang akan dibangun secara lebih utuh. Kita mendapatkan kelebihan dari satu karunia yang dimiliki orang lain, sehingga perbedaan dan keragaman karunia menjadi sumber kekayaan bagi setiap kita untuk bisa diperlengkapi dan ditumbuhkan secara lebih utuh.

Keempat, persekutuan dalam gereja lokal menyediakan bimbingan dan perlindungan rohani untuk jemaatnya (Kis. 20:28; Ibr. 13:17). Tatkala jemaat bergereja secara tetap di dalam satu gereja lokal, ada orang-orang tertentu yang mengawasi mereka (melindungi mereka secara rohani). Ada pendeta atau majelis yang bisa memberikan konseling jika diperlukan, bahkan memantau pertumbuhan rohani kita. Hal ini membuat pertumbuhan kita bukan hanya utuh, tetapi juga dipelihara secara konstan.

Kelima, persekutuan dalam gereja lokal menjadi sarana pertumbuhan karakter (Ams. 27:17). Karakter kita akan terus diasah melalui interaksi yang tak terhindarkan. Gesekan-gesekan yang ada seharusnya terus mengasah karakter kita menjadi lebih baik. Kita belajar untuk mengerti kelemahan orang lain. Kita belajar untuk memahami orang lain. Kita bukan hanya melihat dari perspektif kita, tetapi dari perspektif orang lain. Kita belajar untuk merendahkan diri kita. Kita belajar untuk berkumpul dengan orang-orang yang berbeda cara bicara, cara berpikir, dan dengan semua perbedaan-perbedaan yang lain. Kita berusaha untuk mempertahankan kasih. Kita belajar untuk mengetahui bahwa kesatuan bukanlah keseragaman. Ini semua berguna untuk pembangunan karakter kita menjadi lebih dewasa karena kita bersentuhan dengan banyak orang.

Kalau kita tidak mau berkumpul dengan orang-orang percaya yang lain di sebuah gereja lokal secara rutin, maka kita tidak akan mendapatkan banyak manfaat rohani di sana. Semua ini mengajarkan kepada kita untuk membangun dan menjalin persekutuan yang lebih nyata dan erat antar orang percaya di sebuah gereja lokal. Apakah dorongan yang kuat untuk berkarya bagi Tuhan ada di dalam hati kita? Kita semua adalah tubuh Kristus. Kita sudah ditebus, dimiliki oleh Kristus, diberikan identitas yang baru oleh-Nya. Kita perlu sungguh-sungguh mempertanyakan hidup kita dan mempertimbangkan untuk terlibat dalam gereja lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun