Sembilan tahun kemudian, tampaklah seorang wanita dewasa dan seorang gadis remaja sedang menaburkan bunga di dua buah makam yang berdampingan. Selanjutnya mereka menyiramkan botol berisi air ke tanah yang sudah harum semerbak itu.
"Mas Budi, Mbak Mia, hari ini Amelia genap berumur lima belas tahun. Maafkan saya baru bisa membawanya kemari setelah perjuangan tanpa henti kami di Tiongkok selama sembilan tahun. Anak kita sekarang sudah bisa berdiri dan berjalan sendiri dengan menggunakan satu tongkat penyangga. Dia tumbuh menjadi gadis yang cantik, baik, mahir berbahasa Mandarin, dan memainkan berbagai alat musik. Amelia juga sangat mandiri mengurus dirinya sendiri. Ia suka membuatkan saya sarapan. Masakannya enak sekali. Kali ini kami pulang ke Indonesia untuk selamanya. Amelia ingin tinggal dekat dengan papa-mamanya sehingga bisa datang berkunjung setiap waktu...."
Gadis remaja rupawan yang ternyata adalah Amelia itu berkata lirih,"Papa, Mama...apa kabar? Baik-baik ya, di surga. Amel tidak akan pergi jauh-jauh lagi. Amel dan Bunda akan sering-sering datang ke sini mengunjungi Papa dan Mama...."
Angin semilir berhembus pelan di telinga pasangan ibu dan anak itu. Seolah-olah sedang menyambut kedatangan mereka berdua yang teramat dirindukan kedua penghuni makam tersebut.
Selesai
Â