Mental miskin tidak diwariskan melalui gen, tetapi melalui kata-kata, sikap, dan lanskap emosional yang diciptakan orangtua dan guru.
Dampaknya bukan hanya pada individu, tetapi pada keseluruhan tenun sosial dan kualitas sumber daya manusia bangsa.
*Hikmah*
Hikmahnya terletak pada kesadaran bahwa kekayaan sejati yang harus kita perjuangkan untuk generasi mendatang adalah kekayaan mental.
Seberapapun besarnya tantangan ekonomi, selama lanskap hati seorang anak subur oleh dukungan, kepercayaan, dan kata-kata yang membangun, ia memiliki peluang untuk menjadi pemenang dalam kehidupannya.
*Pelajaran yang Dapat Dipetik*
1. Kekuatan Kata-Kata:
Orangtua harus menyadari bahwa setiap ucapannya adalah cetakan bagi realitas anak. Pilihlah kata-kata yang membangun, memberi rasa aman, dan memacu pertumbuhan, sekalipun dalam kondisi sulit.
2. Peran Negara yang Holistik:
Pemerintah dan pemangku kebijakan harus memperluas definisi pengentasan kemiskinan. Program pemberdayaan harus menyentuh aspek psikologis, melalui kampanye komunikasi, parenting education, dan integrasi kesehatan mental dalam layanan publik.
3. Investasi pada Guru: