Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Soetiyastoko | Pejabat Publik: Pengabdi Bangsa, Petugas Partai atau Pencari Untung?

6 Desember 2024   22:36 Diperbarui: 2 September 2025   18:44 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Politik  |  Pejabat Publik: Pengabdi Bangsa, Petugas Partai atau Pencari Untung?

DikToko
(Soetiyastoko)

Marii kita kupas tuntas tentang etika seorang pejabat publik -jabatan politik, dengan fokus pada niat pengabdian dan bahaya korupsi.

Demokrasi memberikan mandat kepada rakyat untuk memilih pemimpin yang diharapkan mampu membawa perubahan positif bagi bangsa.

Pejabat publik, sebagai representasi dari rakyat, sejatinya memiliki tanggung jawab moral dan konstitusional untuk mengabdikan diri sepenuhnya bagi kepentingan negara dan masyarakat. Selayaknya, diangkat setelah seleksi integritas dan kapasitas teknis dan menejerial.

Sayangnya, seleksi yang seperti itu tidak ada dalam perpolitikan Indonesia. Maka tidak sedikit kasus di mana pejabat publik justru menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Tokoh-tokoh politisi, pejabat karier, pengusaha hingga oknum penegak hukum  --yang kini- menghuni penjara, tak memungkinkan membantah paragraf di atas.

Korupsi, kolusi, dan nepotisme menjadi penyakit kronis yang menggerogoti sendi-sendi pemerintahan Indonesia.

Ironisnya, sebagian besar pelaku korupsi adalah mereka yang mengaku beragama dan ber-Pancasila.

Nilai-nilai Pancasila dan Agama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun