Pancasila sebagai dasar negara secara tegas menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama. Hal ini menunjukkan bahwa setiap warga negara, termasuk pejabat publik, harus berpegang teguh pada nilai-nilai agama.
Agama mengajarkan kita tentang integritas pribadi, kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. Korupsi jelas bertentangan dengan nilai-nilai agama manapun.
Janji Kampanye vs. Realita
Seringkali kita mendengar janji-janji manis para calon pejabat saat kampanye. Mereka berjanji akan bekerja keras untuk rakyat, memberantas korupsi, dan mewujudkan kesejahteraan.
Namun fakta banyak yang berbeda, setelah terpilih, janji-janji tersebut seringkali dilupakan. Sementara sebagian Rakyat bertanya-tanya:Â "Apa memang sejak awal, niatnya cari nafkah ? Niat mengabdi kepada Rakyat --hanyalah kamuflase yang didengungkan. Hanya umpan yang giurnya menjebak".
Alih-alih mengabdi, mereka justru sibuk mencari keuntungan pribadi dan kelompok.
Contoh Ucapan Niat yang Baik
"Kini, babak baru dimulai, untuk mendedikasikan diri lebih luas dalam pemerintahan. Dengan kerendahan hati, izinkan saya memohon dukungan, berupa masukan, kritik, nasihat, dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan, untuk Indonesia yang kita cintai dan banggakan." Â Paragraf ini dikutip dari tulisan seorang pejabat di media sosialnya.
Contoh ucapan di atas adalah contoh yang baik. Ucapan tersebut mencerminkan sikap rendah hati dan kesediaan untuk bekerja sama.
Namun, ucapan tersebut harus dibarengi dengan tindakan nyata. Harus dibuktikan.
Rakyat sebagian besar --sudah lama meragukan kesungguhan janji-janji manis politisi dan partai dalam berbagai pernyataan indah, seperti contoh di atas.
Mengapa ada keraguan, di benak warga Bangsa ? Alasannya sangat sederhana dan masuk di akal -dan- sulit untuk dibantah, yaitu jawaban atas pertanyaan:
"Dari mana akan mengembalikan biaya kampanya yang begitu besar ?"