Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Saat Kenduri Jadi Nyanyian Kerinduan

27 Oktober 2020   06:51 Diperbarui: 27 Oktober 2020   07:05 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenduri, Tradisi Leluhur yang di Uri-uri masyarakat - gunungapipurba.com

Dari lapar berlipat, makan malam disantap saat jingga belum tiba

Malam begitu panjang, bersyukur perut bocah kelaparan

Terganjal nasi brekat, meski sepincuk dikeroyok begitu nikmat

Berkuah air mata orang tua yang melakoni masa-masa papa

Sawah sering cepat kehilangan mata air hujan, dan berganti

mengalir air mata, lihat buah hati kurang pakan dililit paceklik    

 

Setelah kota di dada dan desa di punggung

Menguaplah tradisi-tradisi nan arif itu

Dan terlihat di depan mata rona-rona modernisasi

Namun kejenuhan melusuhkan jiwa

Saat mutiara itu tak lagi berbinar

Tapi terlanjur nuansa desa menjadi kenangan

Kenduri pun nyanyian kerinduan

****

Cilacap, 19/10/2020

#esawe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun