Dari lapar berlipat, makan malam disantap saat jingga belum tiba
Malam begitu panjang, bersyukur perut bocah kelaparan
Terganjal nasi brekat, meski sepincuk dikeroyok begitu nikmat
Berkuah air mata orang tua yang melakoni masa-masa papa
Sawah sering cepat kehilangan mata air hujan, dan berganti
mengalir air mata, lihat buah hati kurang pakan dililit paceklik  Â
Â
Setelah kota di dada dan desa di punggung
Menguaplah tradisi-tradisi nan arif itu
Dan terlihat di depan mata rona-rona modernisasi
Namun kejenuhan melusuhkan jiwa
Saat mutiara itu tak lagi berbinar
Tapi terlanjur nuansa desa menjadi kenangan
Kenduri pun nyanyian kerinduan
****
Cilacap, 19/10/2020
#esawe.